Saya baru saja mengalami kejadian yang menurut saya cukup
mengguncangkan fikiran dan perasaaan. Pagi ini saya mendengar teman
se SMA dulu yang berkebetulan bertemu dengan saya tiga hari yang lalu
dalam suatu perjalanan (traveling). Diberitakan bahwa yang
bersangkutan meninggal dunia karena bunuh diri (gantung diri).
Sebagai seorang teman (sesama ikhwan) bagaimana kewajiban saya.
Bagaimana perjalanan Ruh nya yang menghadapNya secara "paksa" ???
'Alaikumsalam wr. wb.
Tanggapan untuk Sdr. Adlinsyah Yusri:
Menurut syariat Islam bunuh diri adalah dosa dan tidak diterima disisi Allah sebagaimana hadist Abu Hurairah ra dari Nabi Saw. dimana beliau bersabda : "Barang siapa yang terjun dari gunung untuk bunuh diri maka ia berada dalam neraka jahannam dengan terus menerus terjun dari gunung untuk selama lamanya. Barang siapa yang meminum racun untuk bunuh diri maka racun itu akan berada ditangannya didalam neraka jahannam untuk selama-selamanya dan barang siapa bunuh diri dengan besi, maka besi itu akan berada ditangannya dimana ia akan terus menerus menikamnya keperutnya didalam neraka jahannam untuk selama-lamanya" (HR. Bukhari )
Anas ra berkata : Rasulullah Saw. bersabda : "Janganlah seorang itu menginginkan mati karena bala' yang menimpanya. Tetapi kalau terpaksa menginginkan mati maka hendaknya membaca "Allahumma ahyini maa kaanatil hayatu khairan li, wa tawaffani idza kaanatil wafatu kharan li" (Ya Allah lanjutkan hidup saya sekiranya hidup itu lebih baik bagiku dan segera matikan saya sekiranya mati itu lebih baik bagiku (Bukhari Muslim)
Roh itu ada dua macam, roh yang mendapat siksaan dan roh yang mendapat kenikmatan. Roh yang mendapatkan siksaan disibukkan oleh siksaan yang menimpanya, sehingga ia tidak bisa saling berkunjung dan bertemu, sedangkan roh-roh yang mendapatkan kebebasan dan tidak dibelenggu, sehingga mereka bisa saling berkunjung dan bertemu serta mengingatkan apa yang pernah terjadi di dunia dan apa yang akan di alami para penghuni dunia lainnya, setiap roh bersama pendampingnya, yang menyerupai amalnya, roh Nabi Saw berada disisi pendamping Yang Mahatinggi ,Allah berfirman :
"Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu nabi-nabi, para shiddiqin, syuhada dan orang-orang yang shalih, dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya" ( An Nisa': 69 )
Seperti apa yang pernah saya jelaskan pada artikel saya mengenai roh yang tidak mati dan selalu sadar serta tetap hidup abadi … roh tetap bisa ingat apa yang pernah dilakukan di dunia … dan dia bisa melihat dan berkomunikasi dengan orang-orang yang masih hidup, namun ia tidak berdaya untuk melakukan sesuatu, kecuali hanya saling mengingatkan
Firman Allah :
"Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya, maka dia tahan jiwa (orang) yang telah ditetapkan kematiannya dan dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan . sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekkuasaan Allah bagi kaum yang berfikir" (Azzumar: 42)
Abu Abdullah bin Mandah menyebutkan, dari Ibnu Abbas, dia berkata berkaitan dengan ayat ini, aku mendengar bahwa roh orang-orang yang hidup dan sudah meninggal dapat saling bertemu kala tidur, lalu mereka saling bertanya. Kemudian Allah menahan roh orang-orang yang sudah meninggal dan mengembalikan roh orang-orang yang masih hidup kejasadnya.
Ibnu Abil Hatim menyebutkan di didalam tafsirnya, dari As Saddy, tentang firman Allah, Orang yang belum mati di waktu tidurnya, bahwa Allah memegang roh di dalam tidurnya, lalu roh orang yang hidup itu bertemu dengan roh orang yang sudah meninggal, lalu mereka saling mengingat dan saling mengenal. Kemudian roh yang hidup kembali ke jasadnya di dunia hingga sampai ajalnya dan roh orang yang sudah meninggal ingin kembali kejasadnya tapi ia ditahan.
Roh itu diberi sifat abadi oleh Allah Swt. Sebab kalau tidak bagaimana ia bisa hidup kekal di akhirat kelak jika roh itu tidak abadi. … juga sebaliknya ia akan disiksa selamanya karena itu ia abadi …
Roh itu tetap hidup walaupun jasadnya sudah terbujur kaku, bahkan ia membalas salam saudaranya yang dikenalnya waktu di dunia. Menurut Ibnu Abdil Barr, diriwayatkan dari nabi Saw bahwa beliau bersabda, "tidaklah ada diantara orang muslim yang lewat di dekat kubur saudaranya, yang dikenalnya selagi didunia, lalu ia mengucapkan salam kepadanya, melainkan Allah mengembalikan rohnya kepadanya hingga dia membalas salamnya itu"
Ini merupakan nash yang menunjukkan bahwa orang yang sudah meninggal dunia masih bisa mendengar dan melihat orang yang ada didunia.
Di dalam Ash shahihain diriwayatkan dari rasulullah Saw. bahwa beliau memerintahkan untuk mengumpulkan para korban perang badar (dari kalangan musysrikin quraisy) dan melemparkannya kedalam sebuah lubang bekas sumur. Kemudian beliau mendekat dan berdiri di dekat mereka sambil memanggil nama mereka satu persatu, hai fulan bin fulan, hai fulan bin fulan, apakah kalian mendapatkan apa yang dijanjikan Rabb kalian adalah benar ? Sesungguhnya aku mendapatkan apa yang dijanjikan Rabb-ku kepadaku adalah benar.
Umar bin Kaththab bertanya, wahai Rasulullah , bagaimana mungkin engkau berbicara dengan orang-orang yang sudah menjadi bangkai ? Beliau menjawab, demi yang mengutusku dengan kebenaran, mereka lebih mampu mendengar apa yang kukatakan dari pada kalian, hanya saja mereka tidak mampu menjawab"
Diriwayatkan dari beliau, bahwa orang yang meninggal dunia dapat mendengar suara sandal orang-orang yang mengiringinya, saat mereka meninggalkan kuburnya….
Dari sekian nash yang saya paparkan, saya akan menjelaskan bagaimana roh orang yang meninggal karena bunuh diri …
Kita tahu bahwa menjelang roh lepas dari jasadnya adalah proses dimana manusia dihadapkan dengan persoalan terpaksa atau suka rela (ridha) ia harus menghadap kepada tuhannya … Keadaan inilah yang disebut syakaratul maut …syakar artinya mabuk ... bingung ...bimbang …, dikarenakan takut mati atau karena berat terhadap persoalan di dunia ... yang masih dicintainya ... entah itu harta ... anak ...istri ... dll. Roh yang seperti ini disebut roh yang tidak rela, ... tidak pasrah kepada Allah, sehingga Allah mencampakkan dengan didatangkan seorang malaikat yang menyeramkan. Namun sebaliknya roh orang yang rela dan siap untuk hadir dihadapan Allah, bahkan sangat ingin bertemu dengan-Nya, ... ia akan datang dengan damai dalam suasana ridha dan diridhai … ia akan dipanggil dengan bahasa yang lembut dan membahagiakan …wahai jiwa yang tenang datanglah kehadirat tuhanmu dengan rela dan diridhai …dan masuklah kamu ke dalam syurga- Ku ….(Al fajr 27-28 )
Untuk jiwa yang gundah, ia akan mengalaminya dengan keadaan yang bingung tidak tentu arah, ia ditolak datang kehadirat Allah …Allah murka seperti murkanya terhadap syetan yang tidak mau menuruti kemauannya (syariatnya), sehingga Allah akan mencampakkannya kedalam neraka jahannam …
Hal ini sebenarnya bisa kita rasakan didalam kehidupan kita sehari-hari … misalnya shalat, kita akan merasakan sangat berat dan tersiksa didalam pertemuan dengan Allah, lantaran roh kita belum rela terhadap keputusan-keputusan Allah … sehingga tatkala kita shalat roh kita menjadi bingung tersesat dan melayang-layang menjelajah wilayah yang dicintainya ... mal ... cafe ... pasar pagi, ... dan wanita, bahkan kerumah teman yang jauh ... Padahal ia sedang dalam keadaan shalat, ... shalat yang demikian diancam neraka wail oleh Allah, akan tetapi jika roh bersedia dan ingin menemuinya dengan sungguh-sungguh maka rohnya akan melesat menemuinya tanpa ada hambatan apapun ... inilah yang dinamai khusyu' … Ia tidak akan memikirkan apa-apa kecuali hanya berserah diri dihadirat-Nya. Bagi roh didunia maupun di
akhirat tidak ada perbedaan …
Maka demikianlah sifat roh yang tidak mati dan masih bisa merasakan suasana di dunia, persoalan-persoalan yang pernah ia alami, masih terbawa sampai mati …juga roh yang bimbang …tidak tahu arah … disanapun ia akan kehilangan arah (tersesat) …
Sesungguhnya shalat itu merupakan jalannya orang yang mau menemui tuhannya, maka barang siapa yang siap mati sebenarnya ia akan memperbagus shalat dan wudhu'nya …Disitu Allah akan menyambutnya dan memanggil dengan panggilan yang lembut dan membahagiakan …dan mati baginya adalah jalan pulang yang dinantikan bukan sesuatu yang menakutkan ….
Orang yang mati membawa kegelisahannya dan persoalannya yang menekan jiwanya, maka ia disana akan tetap mengalami hal yang sama bahkan lebih menyengsarakan lagi karena ia tidak mampu menyelesaikan masalahnya … Demikian penjelasan saya, mudah-mudahan anda bisa memahami makna yang tersirat dari uraian saya tersebut.
Wassalamu'alaikum wr. wb.
Abu Sangkan
124