From: IMAM SARJONO
Sekapur Sirih
Salam hangat buat teman dan rekan-rekan yangada di milis ini. Sebelumnya ijinkanlah dengan penuh kerendahan hati saya menceriterakan latar belakang saya. Kemudian alasan penulisan, gaya penulisan serta uraian dan pembahasan. Tulisan ini akan saya tuang dalam bentuk diary atau catatan harian. Sehingga tidak hanya menulis sekedar hanya renungan tentang agama tapi 80% atau 90% akan menyangkut masalah agama. Sebagai manusia biasa tentu saja tidak mungkin saya menulis tanpa rasa, tanpa perasaan. dalam penulisan ini akan saya masukkan puisi-puisi yang bervariasi sehingga mungkin bisa menimbulkan kesan yang lain. Untuk tulisan yang dianggap tidak berkenan dan tidak layak dimohon agar moderator mau menyunting atau menghapus atau bahkan tidak menayangkan sekalipun. Tulisan-tulisan ini terinspirasi oleh pertemuan dan diskusi saya dengan ustadz Abu Sangkan di Perth Australia Barat beberapa hari yang lalu. Sehingga penulisan akan dimulai dengan beberap hari sebelum hari h yaitu hari pertemuan atau hari pertama mendengarkan ceramah beliau. Dengan rendah hati ijinkanlah saya memperkenalkan diri. Karena saya ingin kembali menuangkan beberapa tulisan dalam email saya berikut nanti. Semoga email-email tersebut akan mengisi waktu luang, menambah wawasan serta persaudaran, dan semoga pula menjauhkan saya dan kita semua dari perbuatan yang tidak baik dan tercela. Perkenalkan dulu Nama saya Imam Budi Sarjono, berkeluarga dengan istri satu dan tiga anak yang menjelang remaja. Tulisan-tulisan saya nanti akan mencoba menulis beberapa pengalaman yang terjadi beberapa hari ini yaitu berupa catatan harian ketika mengikuti pengajian. Pada awalnya saya tidak ingin mengirimkan tulisan ini karena dalam bentuk catatan harian, dengan banyak asumsi, praduga bahkan prasangka, namun ketika menimbang baik dan buruknya akhirnya saya memutuskan mengirimkan catatan harian ini. Semoga diambil saja segi baiknya dan dibuang segi buruknya. Semoga dihindarkan diri saya dari hal-hal negatif, prasangka, praduga bahkan buruk sangka serta sifat-sifat lainnya, sombong, takabur, riya, merasa baik, suci dan lainnya. Catatan harian ini hanya akan menuliskan perasaan dan apa yang saya alami secara garis besarnya, jadi bukan detail acara atau urutan pelaksaan, semacam review pribadi. Ketika mereview, saya mencoba bersifat obyektif dan seolah saya adalah orang lain, atau saya sendiri menilai diri sendiri, tentu saja tidak mungkin menghindari subyektifitas pribadi yang melibatkan pengalaman hidup, pengetahuan dan lain sebagainya. Agar bisa sedikit memahami tulisan saya, dan melihat latar belakang dari catatan harian tersebut akan saya jelaskan sedikit labar belakang kehidupan saya: Saya kelahiran wonosobo, 45 tahun yang lalu, dengan latar belakang agama sebagaimana kebanyakan orang-orang Jawa, artinya baca Al Quran cukupan saja, pengetahuan agama berasal dari membaca, lulusan S1 dari Jurusan Fisika UI sehingga pemikiran lebih ke arah sekuler, artinya agama hanya khusus di masjid, madrasah atau sekolah agama dan kaitannya hanya ke sorga dan neraka. Belum pernah punya ulama sebagai panutan atau idola karena selama ini sering kecewa atau tidak melihat kenyataan bahwa apa yang dibicarakan sesuai dengan yang diucapkan, kalau istilah saya yaitu mereka hanya mengabarkan mimpi tentang sorga dan neraka. Atau hanya sekedar memberikan nasehat tanpa memberikan bagaimana pelaksanaan nasehat tersebut. Selanjutnya saya menyelesaikan S2 di ITB jurusan Fisika Bumi Terapan, kembali semakin memperkokoh, rasio dan pemikiran dan membentuk opini pribadi bahwa agama itu hanya untuk kepentingan akherat. Kerja di Jakarta sekitar 8 tahun sampai tahun 2000 pindah ke Perth Australia sekeluarga sudah hampir 11 tahun, hal ini semakin membentuk kondisi dan keadaan sebagai seorang sekuler. Kalau urusan dunia ya harus pakai otak, atau rasio atau logika dan pemikiran untuk menyelesaikan masalah. Sejak enam tahun lalu saya mengalami sakit, dan banyak pengobatan sudah dilakukan serta usaha untuk menyembuhkan diri, sampai saat ini masih tetap meminum obat, walaupun sudah bosan minum tapi mau tak mau harus dilakukan. Tentu saja sebagai manusia biasa pencarian serta rasa ingin tahu mengenai dunia spiritual dan agama saya cukup tinggi, banyak buku-buku agama lain saja baca, Budha, Hindu, Kristen, Kejawen atau lainnya walaupun tidak mendalam hanya sekedar tahu, tentu saja mengenai agama Islam. Walaupun bahasa Arab tidak bisa, namun hanya mampu sekedar membaca Al Quran, namun kepercayaan diri mengenai ilmu agama Islam saya cukup besar.dalam hal ini mempelajari agama Islam cukup tinggi. Artinya saya bukan seorang yang tidak tahu agama Islam namun untuk menghafal ayat-ayatnya memang saya tidak mau, sudah ada ustad dan kyai yang khusus menghafal, untuk apa pula saya harus ikut-ikutan. Yang penting adalah berbuat baik, itu sudah cukup. Begitulah sekelumit latar belakang dan juga pemikiran serta pemahaman tentang saya sehingga nanti ketika membaca catatan harian yang saya tulis bisa membayangkan seperti apa dan bagaimana kondisi saya saat menulis buku harian tersebut. Sebelumnya saya ucapkan permohonan maaf yang sedalam-dalamnya apabila ada yang tidak berkenan dengan tulisan-tulisan ini, sekali lagi hanya hal-hal baik sajalah yang kiranya diambil dan tinggalkan semua keburukan. Semoga tulisan-tulisan saya bisa memberi manfaat dan tidak sekedar menimbulkan kebosanan. Pembuka kata: catatan harian ini akan saya tuliskan dengan Judul Perjalanan mengikuti cahaya menuju cahaya diatas cahaya.
Salam hangat dan jabat erat, semoga ada hikmah yang bisa diambil dari tulisan ini. Salam Imam Sarjono
__._,_.___