Ada debu yang beterbangan dan daun kering yang jatuh
ketika gerak sang angin mendamparinya
menggulung, menyelimutinya, menerbangkan
mengisahkan rentang perjalanan nan panjang telah dilaluinya
menyentuh ujung-ujung bumi, celah-celah, ngarai dan bahkan jurang-jurang tak terjangkau
melampaui bekunya di puncak gunung yang tinggi
kisah-kisah yang ingin diberitakan bagai kisah seribu satu malam
adakah kita mau membacanya
apakah kita memiliki hati yang mau
mengerti
tentang bukti nyata sebuah daya
kekuatan yang tengah meliputinya?
ketika rintik hujan turun, meneteskan butiran-butiran air segar
menghidupi tanah yang kering dan gersang, seolah sebuah
kehidupan tengah diperlihatkan
entah darimanakah asal butiran air ini, mungkin telah melewati berliku-liku
sejak dari ujung sungai melalui liku-liku yang mengelilingi penjuru bumi
dan terkumpul di samudra sehingga akhirnya menguap dan terbawa angin ke angkasa menjadi hujan
sebuah perjalanan panjang, teramat panjang ketika sampai disini, turun menjadi rintik hujan kembali
kisah-kisah yang ingin diberitakan bagai kisah seribu satu malam
adakah kita mau membacanya
apakah kita memiliki hati yang mau mengerti
yaitu kisah tentang adanya sebuah bukti nyata
yang mengatur pergerakan air untuk kembali menjadi sebuah tetes hujan?
Ketika burung-burung tengah mengepakkan sayapnya
menerjang dan membelah udara dalam kukuhnya sayap yang mengepak
dalam keteguhan dan kepastian dan keyakinan
tidak terpikir apakah dia akan mampu terbang?
daya apa yang memegang burung mampu melayang di udara
kekuatan apa yang membuatnya
teguh
ke arah
manapun mataku memandang
aku melihat bukti yang nyata
di langit yang biru sempurna, aku melihat bukti
di bumi dan apa yang terhampar di atasnya, aku melihat bukti
di angkasa luas, aku melihat bukti
di tunas dan butir yang tumbuh menjadi pohon
di aneka warna binatang dan segala yang mengelilinginya
aneka tetumbuhan baik yang nampak maupun tidak
bahkan di dalam diriku sendiri aku melihat bukti
sedemikian banyaknya bukti-bukti
bahkan teramat sangat berlebihan, beterbaran di seluruh pelosok dunia
kearah manapun mataku memandang aku melihat bukti
keberadaan Sang Pencipta.
Betapa berlebihan semua ini
bukti telah berlimpah dan ada di depan mata
bukti yang tak terbantahkan
aku bertanya kepada diriku
mengapa harus sedemikian banyaknya bukti ini?
seumpama Al Quran
yang berisi begitu banyak perumpamaan dan kisah
yang seolah semuanya mirip atau sama
hanya pengulangan dan pengulangan yang
terus menerus
aku bertanya kepada diriku
mengapa harus sedemikian banyaknya kisah ini
jikalau inti Al Quran sama
sebagaimana yang ada dalam Al
Fatihah
yaitu Tauhid
mungkin karena otakku yang menginginkan keajaiban
akalku menginginkan sesuatu yang wah dan hebat
sesuatu yang mukjizat
sesuatu yang hebat
diluar kemampuan manusia biasa
sebuah kesombongan akal
sebuah kebodohan akal
yang kutertawakan sendiri
coba kita amati alami
setiap bagiannya adalah keajaiban
lihat gunung yang tinggi, adalah keajaiban
lihat samudra, adalah sebuah keajaiban
lihat langit, bulan, bintang
kemanapun mata memandang adalah keajaiban
lihat tumbuhan, lihat tanaman
termasuk juga lihat diri sendiri
ada keajaiban dan keajaiban
yang sangat luar biasa
apabila kita mampu memikirkan
Alam dan Al Quran saling melengkapi
memberikan bukti nyata
bagi kita yang menyadari
Tafakur
Diam, termenung, tafakur
aku membaca.... aku membaca
aku hanyut ...dalam diam
aku
menyatu dan berada bersama alam.
hanyut berlari diantara sejuta rasa
berjalan di atas rasa ke rasa
seolah memasuki kekosongan
kehampaan ...
perlahan
sedikit demi sedikit
seolah kadang kembali ke masa kecil
tak memikirkan persoalan
tak menghiraukan masalah
menyadari aku
tapi aku yang tak mengerti apa-apa
tak
bisa apa-apa
yang menggantungkan segala sesuatu bukan kepada 'aku' lagi
yang apapun itu memerlukan pertolongan
menggantungkan kepada sebuah bantuan
semakin masuk ke
rasa yang mungkin disebut ikhlas
kondisi semakin ke arah balita atau menjadi bayi tiada daya
bahkan yang ada hanyalah kesadaran itu sendiri
seperti bayi yang menatap bening penuh
ketidak mengertian
hanya memancarkan satu kekuatan cinta, atau kasih
seperti sinar matahari pagi
seolah ingin mencintai semua orang
seolah ingin memberi senyum kepada semua orang
seolah seluruh sisi dunia adalah keindahan
menatap tanpa membayang akan rasa
mungkin diatas segala rasa
kosong ... hampa
diam
rasa yang tak kumengerti
atau mungkin ini bukan sebuah rasa
hanya sebuah kesadaran saja
yaitu: Ada
Perjalanan rasa
kadang aku mampu mengulang kembali rasa yaitu yang dialami saat-saat masa lalu
mampu menghadirkan setiap rasa yang pernah terjadi dahulu
rasa-rasa yang pernah membekas, mampu kuhadirkan dengan tepat dan sempurna
rasa ketika dalam hening saat aku kecil menatap langit
rasa ketika aku yang remaja menatap keteduhan laut yang membiru
rasa saat kudewasa menatap gunung yang menjulang tinggi
rasa ketika teduh dalam dekapan, rasa
ketika damai dalam kebahagiaan
rasa apapun yang pernah kualami, seolah begitu mudah kurengkuh
dan kuhadirkan
dalam hatiku, tanpa melibatkan pengalaman
rasa itu begitu tepatnya, seolah aku tengah berada dan
kembali ke masa atau saat tersebut
aku sepertinya tengah menatap langit biru, terbang menembus angkasa luas yang tak terjangkau
atau rasa sepertinya melayang diatas lautan biru yang tak terjangkau dalam misteri
aku mampu berlari di atas rasa-rasa itu, begitu sederhana dan mudahnya
hanya menghaapkan kesadaranku dan aku telah memasuki dimensi rasa tersebut
aneh dan sungguh aneh, karena seolah aku mampu memasuki lorong waktu
yaitu lorong waktu rasa, karena aku mampu berada dimana saja yang kumau
aku mampu merasakan waktu-waktu yang kualami dahulu
merasakan kedamaian, merasakan kegembiraan, merasakan kebahagiaan
merasakan keteduhan, merasakan degup-degup penantian
dan merasakan apa saja, karena aku mampu berlari di atas segala rasa ini.
kadang akupun merasa lebih aneh lagi, dalam kesadaranku aku mampu merasakan
daya tarik alam, merasakan panggilan dan daya tarik tumbuhan
aku merasakan apa yang mereka rasakan,
merasakan kesepian, kesendirian
merasakan mereka membutuhkan "perhatian", mereka ingin diperhatikan
dan juga merasakan kelembutan dan keteduhan, merasakan kepatuhan dan kepasrahan
seolah kelembutan mereka mampu menyentuh jiwaku
denyut-denyut kehidupan sebatang pohon mampu membuatku terpaku
menatap takjub dalam pesona nan dalam ... aneh, membuatku terpukau
sepertinya aku mampu merasakan apa yang pohon itu rasakan
entahlah ... mungkin ini benar, tapi mungkin juga salah aku tak tahu
semua itu hanya ada dalam keyakinanku
dalam kepercayaanku dalam kesadaranku
(apakah aku gila?.... entahlah, aku tak tahu... aku tak mengerti).
aku meyakini itu aku mempercayai itu
dalam kesadaranku
===================================================================
Kepercayaan?..... Keyakinan?.
Kepercayaan atau keyakinan menjadi
sebuah tonggak penting
menjadi bagian utama dalam kehidupan, hidup
adalah keyakinan
Bagaimana hidup tanpa keyakinan?, bagaimana kalau yang ada adalah keraguan.
Bagaimana bentuk keyakinan dan
juga kepercayaan ini.
Betapa aneh hidup tanpa ini. Mungkinkah?
Apakah bisa hidup tanpa keyakinan ini?
Hidup tanpa keyakinan, sebenarnya sudah bukan sebuah kehidupan lagi
tentu saja tergantung tentang hal keyakinan apakah itu
sebagian mendasar keyakinan itu maka akan semakin berharga
semakin berarti makna keyakinan itu
Sebuah contoh sederhana dalam kehidupan sehari-hari
pernah melihat "uang".
ya uang itu hanya ada karena kepercayaan manusia
karena masyarakat suatu negara tidak mempercayai "nilai uang" itu
maka hancurlah uang itu dan hanya akan menjadi sampah
misalnya zimbabwe, atau negara-negara lain, Indonesia pernah mengalami krisis kepercayaan ini.
kepercayaan masyarakat kepada seseorang, misalnya
kepada anggota yang terhormat yang ketahuan membuka situs porno
maka
masyarakat
kehilangan kepercayaan
dari seorang terhormat
yang suci dan agung, akhirnya dihinakan dan dilecehkan
lihat pula nasib pemimpin dunia
presiden yang diagungkan dan dihormati entah berapa tahun atau dasawarna
ketika kepercayaan itu hilang, maka tubuh dan bahkan kepalanyapun
akan diinjak-injak dan dinistakan, bagaikan sampah
seorang bangsawan atau raja yang dipercayai dan dihormati
akan menjadi sampah masyarakat dalam sekejab
ketika rakyatnya kehilangan kepercayaan
semua karena
"kepercayaan"
aneh...sungguh aneh
benda biasa ... bahkan bisa dipuja-puja menjadi benda suci dan hebat
keris, tombak, tempat tertentu, gunung, goa atau laut
aneh sungguh aneh
orang biasapun bisa melonjak menjadi seorang terhormat
menjadi seorang motivator yang ulung dan berpengaruh
karena kepercayaan dan keyakinan
menjadi seorang ulama dan dai yang dihormati
karena kepercayaan dan keyakinan
energy keyakinan ini seperti sebuah perputaran daya
kekuatan yang sangat kuat dan dahsyat, luar biasa
seorang biasa akan menjadi seorang yang sangat berpengaruh
seorang mulia akan bisa menjadi seorang hina dina
luar biasa perputaran energy ini, energy yang sanggup membangun
energy yang sanggup menghancurkan
Energy keyakinan
negara akan runtuh ketika kehilangan keyakinan ini
masyarakat akan lemah tanpa keyakinan ini
individu akan disepelkan tanpa adanya keyakinan ini
maka keyakinan
inilah yang dipertentangkan
keyakinan akan sebuah "kebenaran"
kebenaran golongan, kebenaran ilmu, kebenaran pandangan, kebenaran apa saja
bahkan kebenaran yang paling hakiki sekalipun yaitu kebenaran Tuhan yaitu kebenaran agama
mengapa keyakinan ini dipertentangkan?
karena pergerakan energy keyakinan inilah yang akan menggerakkan materi
ketika keyakinan sebuah masyarakat mengumpul pada suatu golongan
maka kekayaan, kekuasaan dan kebenaran akan berada pada golongan tersebut
sehingga penyangkalan terhadap keyakinan ini akan menimbulkan
penggerogotan energy yang berakibat pergerakan materi,
sehingga keributan terjadi, kerusuhan dan terakhir peperangan
untuk saling meraih dan mengumpulkan keyakinan
yaitu mengumpulkan pengikut sebanyak mungkin
kepercayaan? ...
maka dimana kita menempatkan kepercayaan
itu?
seorang akan menjadi terpandang dan mulia
ketika masyarakat mempercayainya
misalnya saja seorang bangsawan atau raja
selama masyarakat masih menghormati, meyakini dan mempercayainya
maka kehormatan dan keagungan sebagai raja masih utuh
ketika kepercayaan itu hilang maka akan berubah menjadi sampah
maka apapun kedudukannya akan berubah total saat itu juga
hanyalah seorang yang tak berharga sama sekali
coba kembali ke uang
walau bagaimanapun kotornya uang
ketika kepercayaan itu masih ada
maka uang itu masih tetap benda berharga
walaupun terjatuh di tempat sampah
walaupun terinjak-injak
lusuh, kumal, berdebu dan bau
uang itu tetap berharga
uang itu tetap akan diambil dan dibersihkan
lalu disimpan
melupakan bahwa uang itu telah
mengalami sekian banyak kekotoran
uang itu tetap bersih dan
berharga
namun kalau sudah tidak percaya
misalnya kita menemukan mata uang zimbabwe
maka kita akan
membuang
karena sudah tidak berharga
bagaimana kalau uang rupiah
kita bawa ke pedalaman irian atau afrika
dimana mereka melakukan barter
dan tidak memilik kesadaran tentang uang
maka uang adalah sampah
diletakkan dimanapun
tidak akan ada yang mau mengambilnya
kesadaran akan kepercayaan inilah yang mempengaruhi
misalnya harga nominal yang sama dari mata uang itu
akan bermakna berbeda, tergantung tingkat kepercayaan suatu negara atau bangsa
uang 1000
misalnya
untuk rupiah, mungkin tak berharga, coba uang Amerika dollar atau Pondsterlir
harganya berbeda, karena tingkat kepercayaan yang tinggi
namun ketika kepercayaan itu jatuh
maka nilai uang itu juga turun.
Tugas masing-masing diri kita adalah mengamati diri sendiri, terus menerus,
agar mampu mengambil pelajaran bagi hidup nanti, mumpung masih ada kesempatan.
Kepercayaan.
Tanpa kepercayaan ini
seperti halnya "uang kertas"
maka hanya akan menjadi sampah
maka demikian pula yang terjadi dalam hidup
ketika kepercayaan itu hilang
apapun yang ada dan apapun yang terjadi hanyalah "sampah busuk"
Agama adalah
hubungan pribadi diri sendiri dengan Tuhannya.
maka seharusnya keyakinan kepadaNya
mampu membimbing kita
agar mampu membaca
apa kehendakNya
apa yang Dia inginkan
apa yang harus kita lakukan.
Itulah keyakinan, sebuah pemahaman sederhana namun akan merubah cara pandang akan
kenyataan yang terjadi di hadapan kita
sebuah contoh sederhana yang lain, tentang keyakinan atas sebuah kebutuhan:
Misalnya air dingin,
bagi orang yang hampir mati kehausan, maka air dingin adalah benda yang berharga
keyakinan yang sedemikian kuat yang menyatakan bahwa tubuh ini membutuhkan air
keyakinan yang telah mampu menembus raga dalam bentuk kehausan
begitu hebatnya siksaan rasa haus ini, sehingga seseorang
yang berada di padang pasir dan keringnya kehausan
akan merasakan betapa tinggi "harga"
sebotol air dingin yang menyegarkan
luar biasa... waktu dan tempat yang tepat
akan meningkatkan sebuah harga
karena orang itu mau menyerahkan seluruh harta bendanya demi menyambung nyawanya
mengapa dia mau melakukan itu
karena dia yakin bahwa air putih sebotol itu adalah air putih satu-satunya di padang pasir itu
kalau dia yakin mampu mendapatkan dengan mudah, tentu air itu tak akan berharga baginya
namun kita bawa air putih ini di tempat lain
karena keyakinan bahwa mereka mampu mendapatkan air putih dengan mudah
maka air putih seakan tidak berharga, padahal ketika ketiadaan air ini terjadi
maka dimanapun dia berada, dia mau merelakan apapun demi air putih ini
sebagaimana makna butiran kalimat yang indah berikut ini:
“Ya
Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu cintaMu dan cinta orang-orang yang
mencintaiMu
dan aku memohon kepadaMu perbuatan yang dapat mengantarku kepada
cintaMu.
Ya Allah, jadikanlah cintaMu
lebih kucintai daripada diriku dan keluargaku serta air dingin.”
Dan bila
Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam mengingat Nabi Daud ’alihis-salaam
beliau menggelarinya sebaik-baik manusia dalam beribadah kepada Allah.” (HR
Tirmidzi 3412)
Sesungguhnya masih banyak sekali dalam hidup kita yang hanya bersandar pada "keyakinan"
misalnya nafas kita, bagaimana kalau mendadak udara habis, maka kita akan rela membelinya
namun karena kita yakin udara akan selalu tersedia, mnaka kita tidak menghargainya
bagaimana seandainya, matahari tidak lagi terbit, dunia akan membeku, kedinginan
namun karena kita yakin bahwa matahari akan terbit esok pagi, maka kehadirannya menjadi sebuah kewajaran
bagaimana kalau jantung kita berhenti?
bagaimana kalau organ tubuh kita tak berdaya?
bagaimana kalau otak kita tak berfungsi?
bagaimana kalau mata kita buta?
bagaimana kalau telinga kita tuli?
bagaimana kalau tangan dan kaki kita lumpuh?
bagaimana kalau mendadak ada perang?
bagaimana kalau kita kecelakaan?
masih teramat sangat banyak daftar yang bisa kita
tuliskan
yang intinya bahwa kita tengah bersandar pada sebuah asumsi
sebuah kesimpulan, sebuah anggapan
atau tepatnya sebuah keyakinan
keyakinan bahwa segala sesuatu itu adalah hak kita
segala hal itu sewajarnya terjadi dan ada begitu saja
bukan sebuah anugerah atau hadiah
namun sebuah keharusan yang sepatutnya terjadi
keyakinan ini yang selalu ada dalam diri kita
seharusnya kalau jantung kita normal
seharusnya kalau tubuh kita sehat
wajar saja kita mampu berfikir
tidak aneh kita bisa melihat, mendengar dan berjalan
apapun yang ada di hadapan dan bersama kita adalah sebuah keharusan
sebuah kewajaran dan sudah semestinya begitu
bukan sebuah pinjaman atau hadiah atau anugerah
namun ketika "keyakinan" ini tercabut dan hilang
maka akan kita rasakan betapa berharganya sesuatu yang hilang itu
ketika kita kehausan, betapa berharganya air putih
ketika kita buta, maka betapa berharganya
penglihatan itu
ketika kita tak mampu bernafas, maka betapa berharganya udara itu
ketika kegelapan meliputi terus menerus, maka betapa berharganya sinar matahari itu
lagi dan lagi ... serta masih banyak lagi
keyakinan ... ya keyakinan inilah yang menetukan "harga" dari sesuatu
ketika kita yakin akan kehilangan kaki, maka kita mau membayar harga kaki itu
ketika kita yakin akan kehilangan mata, maka kitapun mau membayar harga mata itu
keyakinan .... keyakinan
dan keyakinan yang terutam adalah keyakinan akan kasih Allah
ketika kita kehilangan kasih Allah
maka bersiaplah untuk menjalani "neraka" di dalam dunia ini
rasa demi resi yang menyiksa akan akrab menghampiri
Maka doa diatas sungguh patuh diamati dan diteladani
agar kita didekatkan kepada cinta kasih Allah
agar cinta kasih Allah lebih berharga dari apapun di dunia ini termasuk diri sendiri
itulah sebuah keyakinan: Keyakinan ini akan menempatkan
Allah pada penghargaan tetinggi.
Untuk apa kutuliskan ini
Sejujurnya harus saya katakan, kalau aku hanya "dibawa" atau dipaksa atau dikondisikan
keadaan ini
muncul kapan saja, bahkan saat-saat yang kadang "tidak tepat" menurutku.
dikondisikan oleh keadaan atau daya ini.
Tulisan ini murni kutulisan sebagai bukti kepada Allah
apakah ada yang mau membaca, terserah kepada Allah yang mengarahkan
apakah ada yang mengerti, biarlah Allah yang menentukan
sungguh aku tak tahu mengapa aku harus menuliskan ini
aku tak tahu mengapa pula aku mengirimkan ini
Sungguh, aku tidak ingin mengajari
mengajari diriku sendiri saja sudah sulit dan berat
apalagi ingin mengajari orang lain
maka kembali kutegaskan dan kutekankan
aku hanya ingin berbagi cerita dan berbagi kisah
saja
karena aku tahu keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang kumiliki
dan inilah usaha terbaik yang mampu kulakukan
jangan kau tanyakan tentang ilmu agama kepadaku
karena aku tak mengerti, jangan pula kau berfikir aku telah memahami
aku tengah bermakrifat atau istilah yang tinggi dan muluk di awang-awang
aku tidak tahu
aku tidak mengerti
kisah ini hanyalah sebuah kisah seorang anak manusia
yang tertatih-tatih, terperosok, terjerembab, terbanting
mencoba menerapkan agama dalam hidup
dalam sebuah kisah dalam sebuah cerita
sebuah kisah yang mencoba dibalut
dalam sebuah hikayat
sebuah perumpamaan sederhana
maka janganlah menganggap sebagai ceramah agama
janganlah menganggap sebagai pelajaran agama
hadirkan saja sebagaimana membaca kisah sebelum tidur
sebuah bacaan indah menjelang
istirahat
sebuah kisah yang mencoba diuraikan dalam bahasa yang enak dan menarik
agar tidak membosankan hanya sebuah kisah catatan harian
saja
mungkin kisah ini akan membuat tersenyum
mungkin akan menggembirakan hati
mungkin pula menimbulkan rasa ingin tahu
mungkin pula sebuah motivasi
aku hanya melangkah dan menulis seadanya
apa yang terlintas di hati
walaupun sepertinya tidak beranjak dan tetap disini
namun pengalaman jiwa ini sepertinya jauh lebih mendebarkan dibanding pengalaman raga
perjalanan jiwa ini lebih panjang dan berat ketika dilakukan
rasa yang dialami, sungguh rumit dan sulit untuk dijelaskan
dan kadang resikonya adalah, semakin yakin atau malah murtad
sebuah perjalanan antara hidup dan mati
yaitu: Kematian iman, yang berarti juga kematian diri yang sesungguhnya
Semoga Allah mengasihaniku dan memberi
kemudahan
Mungkin timbul pertanyaan:
untuk apa kutuliskan ini
apakah aku ingin menarik kepercayaan
ataukah ingin mengubah keyakinan?
jawabnya tidak!
ini hanyalah sebuah kisah
ini hanya sebuah kabar berita
sebagaimana ribuan kisah telah disajikan
sebagaimana ribuan berita telah beterbaran di televisi
mereka mengabarkan apa saja
mereka memberitakan apa saja
bahkan mereka mengiklankan apa saja
dari hal sepele, berguncing, menista, mencemooh
memikat dan merayu, apa saja lengkap disajikan
maka kalau aku bertanya
anehkah aku kalau akupun bercerita?
aku berkisah tentangku sendiri.
aku bercerita tentang rasaku
aku menulis tentang aku dan aku
ya hanya aku dalam kisahku ini
maka tentu saja terserah engkau yang mau membaca kisahku ini
apakah kau tempatkan di keranjang sampah
ataukah kau hapus dan lupakan
atau mungkin pula akan kau caci maki
aku sebagai pembual dan
pembohong
mungkin pula akan kau cemooh dan cibirkan
atau akan kau hujat dan cerca
namun aku hanya ingin menyampaikan satu hal saja
"aku mengisahkan tentang aku"
aku menceritakan tentang diriku
dan kutekankan kuat-kuat kepadamu
jangan kau ikuti kalau salah
jangan dan sekali-kali jangan
dan kalaupun kau akan meniru dan mengikuti
itu bukanlah diriku
tapi ikuti hatimu
dan ikuti Tuhanmu
ajarannya yang murni ada dalam Al Quran
ajaran yang pasti dalam Hadist
ambil langsung darinya
minta petunjuk langsung kepada Tuhan
sementara ketika membaca kisahku
bacalah sambil santai
sambil merenung
sambil menilai
sambil lakukan apa saja
dan jangan ambil satupun dari kisahku
hanya jadikan pembanding saja
====================================================
Keyakinan dalam
kebenaran
Ijinkan aku memulai sekilas membahas ini,
kucoba melepaskan persepsiku
mengarahkan kepada Pemilik kebenaran yaitu Tuhan: Allah,
Dia tidak pernah
tidur, Dia Maha lembut, Maha teliti
tak ada hal sekecil apapun yang akan luput dari pengetahuanNya
ilmuNya meliputi seluruh alam semesta ini.
Kuawali membahas dari satu sisi yang sama,
yaitu iman kita kepada Tuhan.
kusadara pula bahwa tengah belajar,
belajar menerima petunjuk Allah.
pertanyaannya:
Sungguhkah aku telah belajar?
Apakah benar aku sudah menempatkan diri sebagai murid?
apakah aku sudah mengerti kaedah belajar dan
mengajar?
apakah aku sudah bersedia menjadi murid?
apakah akuyakin bahwa Tuhan kita mau memberi petunjuk secara langsung?
apakah aku mau membaca apa saja yang telah diajariNya?
apakah aku mau mencatat apa saja petunjukNya?
apakah aku mau menerima petunjukNya?
apakah aku mau melaksanakan apa yang telah ku terima?
dan masih banyak lagi pertanyaan, juga kepada kita
mari kita tanyakan kepada hati nurani kita
tidak usah dijawab, karena itu kita pertanggungjawabkan kepada Tuhan,
nanti.
Ketika kita
telah menggunakan daya Allah, dalam belajar kepada Allah
Daya itu akan menghimpit dan menekan.
Maka daya itu akan menguasai, dan apabila ditolak maka akan terasa menyiksa
Menyesakkan
dada, dunia akan terasa sempit, hati terasa panas, terbakar, sebuah
siksaan yang tak tertanggungkan
Semakin
tidak dipercayai, daya itu akan semakin kuat menghisap, menghancurkan
dan meremukkan.
Banyak rasa yang akan campur aduk, mengharu biru.
Sampai
kita tunduk dan menyerah kepada Tuhan, melepaskan diri dan menyatakan
"ketiada dayaan"
dalam realitas, raga, jiwa dan ruh, bukan sebuah teori,
bukan sebuah anggapan, bukan sebuah pemikiran.
Ingat...
sampai menjadi sebuah kewajaran, menerima rasa itu apa adanya,
menyerahkan .... maka Allah akan menempatkan rasa yang lain, yaitu
"ketenangan".
Itulah rasa awal. Kemudian daya itu menghilangkan rasa sedih.
Dilanjutkan menghilangkan rasa khawatir dan was-was.
Sehingga akhirnya akan
memasuki
kekosongan
atau diatas segala
rasa, inilah yang dimaksud sebagai ikhlas,
menerima apapun kehendak
Allah secara sewajarnya, secara otomatis.
Ingat....sekali
lagi bukan pemikiran akal, kita telah mengerti semua teori, kita mampu
berfikir.
Dan ketika telah merasakan daya ini dalam realitas dan kenyataan hidup yang sebenarnya
bukan definisi atau teori, tetapi rasa yang sebenarnya
rasa yang akan menghancurkan, meremukkan dan rasa itu akan mampu menyiksa
rasa yang akan menyeret dan membunuh tanpa ampun, tak kenal kasihan
sampai akhirnya tunduk dan melepaskan pemikiran akal, dalam penyerahan akal, raga dan jiwa: Berserah diri total.
Ingat...sekali lagi...bukan akal kita. Bukan definisi. Namun rasa yang akan mengajari.
maka lakukan perenungan, lakukan kontemplasi
gunakan akal, gunakan hati untuk mencapai sebuah "kebenaran"
bagaimana kebenaran itu?
kebenaran itu adalah "keyakinan"
berdasarkan seluruh pengamatan selama ini
berdasarkan seluruh pemahaman selama ini
keyakinan ini akan sampai bertingkat-tingkat
nanti suatu saat ketika telah
sampai waktunya
mampu melihat dengan mata kepala sendiri
maka keyakinan akan sampai pada ainul yakin
semua perkataan, semua perbuatan telah mampu disaksikan dengan mata
bukan dalam persepsi atau praduga
kemudian meningkat lagi lebih dalam
maka akan sampai haqul yakin
maka ketika orang lain, tidak mempercayai
tetap akan bertahan dalam keyakinan itu
karena keyakinan itu sudah tidak tergoyahkan lagi.
maka dalam pelajaran ini kita kemudian akan diajarkan
bahwa Allah itu Maha Gaib, tapi Allah itu juga nyata (wujud), zahir
kita
mampu melihat kreasinya, ciptaannya dan kenyataan serba lengkap, sempurna dan sangat
banyak
namun ketika mencoba mengenal, maka kita selalu memandang Allah dalam sudut pandang manusia
dalam sudut pandang kita, dalam sudut pandang aku
maka itulah: Gaib atau ternyata adalah relatif.
Ketika kita menganggap Allah itu gaib maka Dia akan gaib, dan kalau kita menganggap Allah itu nyata
maka Allah nyata, hanya kita perlu meletakan pada dimeninya.
Itulah keyakinan.
Karena agama adalah jalan hidup.
Kenyataan atau langkah hidup yang harus
dilakukan.
Maka yang terutama lakukan satu demi satu setiap hal untuk
mengikuti perintah Allah, mengikuti petunjuk Rasul.
Sehingga semua
perbuatan yang kita lakukan akan sesuai antara apa yang kita lakukan
dengan isi hati. Satu kata dengan perbuatan.
Sholat akan kita lakukan dengan ringan karena ada kebaikan dalam sholat.
Puasa akan sederhana dan mudah karena ada manfaat yang terkandung di dalamnya
demikian pula dengan zakat, sedekah dan haji.
Itulah
jalan hidup (dien), Islam bukanlah untuk Arab saja, Islam bukanlah
untuk golongan, Islam bukanlah untuk madzab dan kaum tertentu.
Islam adalah cara hidup, Islam adalah langkah hidup, Islam adalah sebuah
kewajaran.
Islam adalah nafas, Islam adalah setiap langkah dalam setiap gerak.
Islam ada dimana-mana, Islam akan nampak di alam semesta, ada di lautan, gunung, matahari dan bulan, karena Islam adalah fitrah
Islam adalah ketetapan yang diketahui Tuhan bagi kebaikan manusia
maka ketika suatu perbuatan yang tidak membawa kebaikan maka itu bukanlah Islam, itu bukan kebenaran Islam
Islam
membawa kesempurnaan bagi lingkungan, alam dan diri sendiri, maka
ketika sebuah kebaikan tidak membawa kesempurnaan, maka itupun bukanlah
Islam, atau kebenaran Tuhan atau fitrah.
Karena kebenaran itu, seharusnya
membawa kebaikan, dan kebaikan itu membawa kesempurnaan. Sebuah fitrah yang akan diterima oleh hati nurani.
Yang akan difahami oleh siapa saja yang menggunakan hati nurani.
Karena itulah fitrah yang ada dalam jiwa manusia.
Jiwa manusia fitrahnya adalah Islam.
Maka siapapun yang mau membaca apa yang ada dalam jiwanya akan sampai kepada fitrahnya.
Karena Allah akan menurunkan hidayah dan petunjuk langsung ke hati manusia.
Al Quran adalah fitrah
jiwa manusia. Tidak ada satu ayat dalam Al Quran yang bertentangan dengan fitrah itu.
Maka
membaca dan memahami Al Quran hanya dengan akal dan studi pemikiran
hanya akan sampai kepada dogma, doktrin dan pemikiran saja.
Pemahaman Al Quran haruslah dengan hati.
Disinilah Allah, berperan langsung dalam membuka kesadaran. Biarkan kita dengarkan Al Quran, dan Allah menyisipkan maknanya.
Memberikan petunjuk langsung kepada hati kita.
aku hanya ingin mengabarkan dan memberi
tahu
karena akupun yakin kalau menerima dengan akal, hanya akan mengangguk dan membenarkan saja.
Iya memang sudah tahu dan memang begitu.
dan hanya pengalaman "rasa" yang akan mampu membuka kesadaran itu.
Apakah tulisan ini akan membuka kesadaran. .....Allah yang akan menentukan.
Aku hanya sekedar mengabarkan, memberitakan.
Kalau ada kebenaran, maka mohonlah kepada Allah untuk menempatkan di dalam
hati.
Kalau hanya kesalahan maka segeralah dihapuskan.
Akupun sangat takut, seandainya apa yang kukatakan ini adalah sebuah kesalahan.
Bagaimana seandainya apa yang kutahu adalah sebuah kesalahan total.
Maka aku berlepas diri kepada Tuhanku.
dalam doa.
Ya Tuhanku, inilah kemampuan terbaikku, menggunakan akal yang kumiliki
untuk membaca
pesan-pesanMu
dan telah pula menggunakan hati nuraniku, agar mampu
menguak dan membuka misteri pesan-pesanuntukku
kalau ternyata ini salah, maka tunjukkanlah jalan yang benar, jalan yang lurus.
Ku tutup catatan hari ini dalam sebuah tanya lagi:
Apakah aku harus melanjutkan catatan ramadhan ini?
Catatan Ramadhan yang sebenarnya hanya mampu kutuliskan sampai di hari ke 21 ini.
Jadi inilah catatan akhir dari catatan di bulan Ramadhan.
Catatan selanjutnya hanya merupakan kumpulan catatan kecil yang tak kumengerti
maknanya.
Apakah aku mampu memahami maknanya nanti.
Entahlah.
Akan kutuliskan kalau mampu, karena banyak hal yang tak kuketahui.
Begitu banyak hal yang tak ku ketahui
aku tak tahu
aku tak mengerti
dan sungguh
aku tidak tahu.
Dalam kejujuran yang terdalam
aku memohon maafku
kepadamu semua
entah berapa banyak kalimat yang mungkin menyiratkan kesombongan
baik itu yang kusadari namun terlambat kusadari
ataupun yang tidak kusadari
demikian pula semua kesalahan yang aku tahu dan tidak ku tahu
aku memohon maafmu, semua
dan semoga Allah, Tuhanku
memaafkanku
mengampuni kebodohanku
mengampuni kelancanganku
memberi jalan kepadaku
untuk melangkah lebih baik dan lebih baik lagi.
Semoga tulisan ini
mampu meninggalkan tetesan embun di hati yang membaca
karena ketika kutuliskan, entah berapa banyak airmataku tertumpah
dalam doa yang
sungguh-sungguh
dalam permohonan yang tulus dan sebenarnya
mampu menumbuhkan keyakinan dan kekuatan
menghidupkan hati dan sanubari
sebagaimana ketika kutuliskan tulisan ini
penuh rasa cinta dan keyakinan kepada Tuhan
penuh pengharapan dan pujaan
kulalui malam demi malam dalam keseriusan
kujalani hari demi hari dalam kesungguhan
penuh kegembiraan, penuh harapan dan suka cita
menghidupkan hati yang kering
Semoga tulisan ini
mampu mengisi saat-saat senggang
menghibur ketika didera kesunyian
menyenangkan ketika timbul kebosanan saat menunggu
mencerahkan hari-hari dalam kesedihan
menimbulkan harapan-harapan baru
menggairahkan semangat dan menumbuhkan sebuah tekad
akan selalu ada hari baru yang lebih baik
ada kekuatan yang dahsyat yang mampu
menghantarkan diri kita
terbang jauh di luar kemampuan diri kita
selama kita mau berusaha
selama kita mau bersungguh-sungguh
selalu dan
selalu
ada doaku untukmu semua
ada harapan demi kebaikanmu
ada keyakinan engkau mampu
meraih hal terbaik dalam hidup ini
yaitu Islam, Iman dan ikhsan.
dimanapun adanya engkau
sedang apapun dirimu
aku akan hadir bersamamu
menghadirkan kidung-kidung indah di hatimu
mendendangkan tembang-tembang Tuhan ke hatimu
menyanyikan puja dan puji untukmu
dalam doa
dalam harapan
dalam keyakinan
aku bersamamu
Sekali lagi
maafkan aku
Sebagai catatan akhir, untukku:
Akankah ku lanjutkan catatanku ini.
Hanya Allah yang akan membimbingku
Dia yang akan mengatur jalan hidupku