Seperti kemarin
aku tengah berdiri di atas
bukit, memandang kejauhan
sungai angsa yang berkelak-kelok
di senja yang indah, penuh kedamaian
sinar matahari senja nampak kemerahan, meredup
turun, terbenam, perlahan-lahan
saat pergantian matahari turun ke peraduan begitu cepat
mendadak hilang, menyisakan warna kemerahan di langit barat
benda-benda yang nampak benderang, jelas dan tegas
sungai yang berkelok, pohon yang menghijau di sepanjang sungainya
sedikit demi sedikit menghilang, lenyap ditelan kegelapan
hilang dan
tiada lagi semua keindahan ini
ditelan misteri, di tutup ketiadaan, kegelapan
aku tak melihat apa-apa,
aku tak tahu ada apa di hadapanku
semua tak ada
semua gelap.
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit
dan bumi dan pergantian siang dan malam
terdapat (tanda-tanda kebesaran
Allah) bagi orang-orang yang memiliki akal.”
(QS. Ali Imran: 190)
Melanjutkan tafakur yang kulakukan selama Ramadhan ini
setelah mengamati, pergerakan bayang-bayang, sepanjang pagi, siang dan malam
aku "dipaksa" mengamati pergantian siang dan malam, harus mencari hikmahnya
awal kejadian kali ini sebetulnya sama dengan beberapa hari lalu,
yaitu saat sedang tidur, ketika itu yang dimiliki hanya kesadaran,
lalu ada kalimat yang begaung terus
kalimat itu muncul dalam kesadaran, ada dan nyata
kalimat yang bergaung dan nyata diulang-ulang,
terus menerus
"Sesungguhnya dalam pergantian siang dan malam ada tanda-tanda"
"Sesungguhnya dalam pergantian siang dan malam"
......
"Pergantian siang dan malam"
......
"Pergantian...."
.....
......
........
Pergantian.
aaahhh.........
apa
maknanya.
apa hikmahnya.
Sesungguhnya pada pergantian siang dan malam
ada tanda-tanda bagi orang mau
menggunakan akal
pergantian siang dan malam?
aku
sudah mengamati sepanjang siang ini
lalu pergantiannya?
yaitu .... saat siang berganti malam, apa yang terjadi
bagaimana akibatnya?
ada apa ketika siang itu hilang?.
apakah siang itu?
apa pula malam?
seperti yang terjadi kemarin
dan telah dijelaskan.
ada sesuatu yang membisik keras di dalam hatiku
Al Quran adalah petunjuk
dia menunjukkan sesuatu yang ingin kutanyakan
ingin ku ketahui, maka carilah maknanya
makna yang akan berguna bagiku,
menjawab tanyaku
dalam pencarian Tuhan
dalam pencarian apa rencana Tuhan bagiku
(walaupun mungkin hanya berguna bagiku)
Aku diam, dalam tafakur
mengamati pergantian malam
blank.... tersedot
hilang .... lenyap
hanya ada kesadaran
hatiku perlahan-lahan menjawab
ketika terjadi pergantian siang dan malam
yang terjadi adalah tidak ada matahari
ketika matahari perlahan-lahan lenyap
sinarnya meninggalkan tempat-tempat di muka bumi
tempat yang ditinggalkan menjadi gelap
menjadi tidak nampak
menjadi tidak ada bagi pandanganku
menjadi tidak berarti
"hilang" dalam kegelapan
jadi sesuatu yang ada tadi, menjadi tidak ada
kalau matahari tidak ada
...uuuh... kok sederhana saja
jadi sesuatu ada bagi mataku
kalau ada matahari dan sinarnya tak terhalangi
(ingat bayang-bayang kemarin)
jadi semua yang ada di alam semesta ini
ada bagi mataku dan bagi kesadaranku
jika dan hanya
jika matahari itu ada
dan cahayanya tak ada yang menutupi
pergantian siang ke malam hari, merambat
gelap total, apapun tak nampak, semua menjadi tak ada apa-apanya
semua tiada, hampa, kosong .... bagi kesadaranku ....
gelap bagi mataku
lalu perlahan muncul bintang-bintang
ya ... sinarnya muncul menerangi satu demi satu
namun tiada satupun yang mampu menerangi bumi, remang-remang
Kesadaran muncul, ketika mengibaratkan
matahari bagi bumi adalah ibarat Tuhan kepada Alam semesta
ketika orang menyadari adanya Tuhan maka dia akan melihat alam semesta
namun ketiadaan Tuhan maka yang terjadi adalah munculnya bintang-bintang
yaitu seolah Tuhan-Tuhan semu (bintang adalah sumber cahaya) seperti matahari
yang tak mampu menandingi Tuhan, cahaya bintang sangat tak berarti dibanding
cahaya matahari kepada bumi,
cahaya matahari kepada bumi
seumpama cahaya Tuhan
ketika menerangi hati manusia
...
ya ... ternyata mak pergantian siang dan malam
dalam kalimat itu bagiku ada berkaitan dengan hati
seperti contoh kemarin dalam bayang-bayang yaitu hati
ternyata
pergantian siang dan malam ini berkaitan dengan
pergerakan hatiku
hatiku yang bergerak antara gelap dan terang
hatiku yang menerima cahaya Tuhan atau tidak
duh gampangnya ......
kalau hatiku menerima cahaya Tuhan ini seperti bumi menerima cahaya matahari
alam semesta ada dan nyata bagi mataku,
maka kalau aku menerima cahaya Tuhan di hatiku
kesadaranku akan melihat semuanya secara nyata
Kulanjutkan pengamatanku
setelah itu apa yang terjadi
yang muncul adalah bulan, yang bersinar penuh keindahan
cahayanya begitu indah, kuning keemasan berkilau
menyejukkan, begitu menawan hati
sinarnya mampu menerangi alam semesta, dengan begitu lembutnya
dengan penuh aura keindahan, kenyamanan, keteduhan
apakah bulan itu?
apakah dia memancarkan sinarnya?
oh tidak!
bulan adalah seumpama hati manusia
dia hanyalah memantulan cahaya matahari
ketika bulan menerima cahaya matahari dan berada pada posisi yang tepat
maka bulan akan purnama, sepenuh
dan
sebulat matahari namun dia bukan matahari
dia hanya memantulkan cahaya matahari dalam keindahan yang nyata
dan mampu menerangi alam semesta ini
cahayanya mampu menyaingi bintang-bintang di langit
pergantian siang dan malam
ya... siang dan malam selalu berganti
sehingga menimbulkan perubahan bentuk bulan dari waktu ke waktu
itulah sebuah ketetapan Allah, itulah kehendak dan kepastian Allah
demikian pula ketentuan Allah kepada hati yang akan selalu
berubah ke arah kegelapan, akan bergerak perlahan-lahan
setiap waktu akan menuju ke kegelapan
kalau kita tidak mengarahkan kepada sumber cahaya lagi
Itulah gunanya sholat
secara ketentuan hati kita akan menuju ke arah ke gelapan
dari waktu ke waktu, dan Allah mengetahui kapan waktu-waktu itu terjadi
ketika waktu itu terjadi maka Allah menentukan waktunya
agar kita menghadapkan wajah kita kepada sumber cahaya lagi
agar mampu memantulkan cahayaNya
lagi
itulah ketentuan dan guna sholat
sehingga waktu antara sholat, hati akan mengalami
perubahan bentuk dari bulat sabit dan membesar lagi
sampai penuh seumpama bulan purnama sebesar sumber cahaya yaitu matahari
Bulan tidak melakukan apa-apa
hanya begerak, berputar, mengiringi
maka demikian pula hati, hanya perlu membuka kesadaran
menyadari dirinya hanyalah sebuah pemantul
menghadapkan dirinya kepada matahari
dan mengarahkan darinya ada di sisi pemantul
karena bulan mempunyai dua sisi yaitu sisi pemantul
dan sisi penyerap, sebagaimana sisi hati
hati kita mempunyai dua sisi mata uang
sisi yang bening dan sisi gelap
maka arahkan sisi bening ini agar mampu menjadi pemantul
yang memantulkan cahaya Ilahi
Sang Khalifah
Maka itulah tugas hati dan juga tugas manusia di bumi
ketika siang hari, dunia sudah
diterangi
matahari
bulan tidak perlu bertugas apapun
namun ketika matahari tidak ada
maka tugas kita
menerangi alam semesta
menjadi bulan
karena kita bukanlah matahari
kita bukanlah sumber cahaya
namun hati kita mampu menjadi bulan
hati kita bisa menjadi pemantul cahaya Tuhan
Maka jadilah bulan purnama
yang akan menerangi alam semesta
itulah tugas khalifah
itulah tugas manusia di muka bumi
memancarkan sinarnya penuh kelembutan
penuh kasih sayang
sinar yang teramat indah, walaupun
bukan sinar yang membuat hidup
namun sinar yang menerangi
menjaga kehidupan
agar semuanya tetap hidup
Sebagai Khalifah Allah di bumi
maka jadilah seperti bulan purnama
yang mewakili matahari pada tempat dan posisinya
bukan menggantikan matahari
hanya memantulkan (meneruskan) sebagian kecil
fungsi matahari
kata "pergantian" dalam ayat di atas sangat penting
kita sang khalifah harus tahu kapan pergantian tugas
mewakili itu terjadi, bukan untuk menggantikan
sehingga kita tidak "merasa"
menjadi matahari
hanya menyalurkan cahaya
matahari
menjadi bulan
yang
selalu Purnama
bagi Alam semesta
Indahnya Bulan.
Pergantian
Pergantian?????
ya... mengapa kata ini begitu memikatku
mengapa kata ini selalu bergema terus menerus
memaksaku untuk mengerti dan memahami
pergatian siang dan malam.... hem....ah.
kucoba menjelajah apa yang terjadi pada saat siang berganti malam
ya.... kemungkinan ...
betul kemungkinan
kemungkinan menjadi gelap total
kemungkinan ada bulan sabit
kemungkinan menjadi bulan purnama
jadi pergantian adalah kemungkinan serah terima menjadi wakil
kemumgkinan serah terima menjadi khalifah
kemungkinan hati menjadi bulan atau tidak
jadi inilah "pilihan" bagi yang menyadari
inilah hikmahnya
sebuah pilihan ... sebuah penentuan .... sebuah keputusan
..... tunggu dulu ....
masih ada lagi
kuamati pergantian siang dan malam ini teramat
singkat
coba lihat baik-baik
mungkin hanya satu jam ... ah kurang dari itu
mungkin hanya satu menit
bahkan kurang, saat matahari terbenam hanya satu detik
setelah itu akan ada malam yang sangat panjang
maka sebetulnya pilihan kita sungguh singkat
hanya sebuah pilihan menjadi bulan penuh
menjadi bulan sebagian
ataukah tidak menjadi apa-apa
mungkin kesempatan ini akan datang lagi esok
mungkin kesempatan inilha yang terakhir
tetapi pastikan bahwa ketika kesempatan ini tidak diambil
memerlukan waktu yang cukup lama
untuk mendapatkan kesempatan itu lagi
sekarang ini
tergantung kesadaranku
apa yang akan kuambil setelah kusadari ini
kesempatan itu ada di depan mataku
hanya perlu satu detik untuk meraih kemungkinan ini
hanya satu detik untuk menjadikan hatiku menjadi bulan
apakah pilihanku?.
menjadi bulan sabit? ataukah bulan purnama?.
menjadi khalifahnya sehingga mampu menerangi
semesta?
ataukah mengambil sumber cahaya lain, bintang-bintang, lilin ataukah kunang-kunang.
karena hatiku ini hanya mampu menjadi seperti bulan.
hanya itu saja satu-satunya pilihan
maka tentu saja harus kupilih sumber cahaya yang benar, sumber yang asli
dan kupilih membuka seluruh hatiku
agar seluruh hatiku sebesar sumber cahaya
seumpama matahari dan bulan
siapkah aku dengan pilihan ini?
Ya Tuhanku
Teguhkan hatiku.
Semoga kita semua
mampu menjadi bulan purnama yang indah
bagi alam semesta
Ketika pemahaman demi pemahaman mulai memasuki hati
terasa gelora semangat, mulai mendampari hati
terasa ada gejolak, mengapa aku tahu, apakah orang lain tahu?
seolah ada rasa untuk mengabarkan, seolah ada kehendak berbagi
lalu seperti ada "rencana" dalam diri
ada perkiraan, apa yang akan Allah sisipkan
ketika pertama ada pemahaman cahaya, hati, bayang-bayang
pergantian siang dan malam
kemudian otak dan akal mulai menguasai
pasti akan "mendapatkan" pemahaman tentang malam
lalu pemahaman tentang siang
yaitu menggunakan daya dari matahari
yaitu daya Allah
"rasa tahu"
ternyata
mencengkeram
lalu ... der.... der... der
yang timbul kepenuhan rasa
kepenuhan jiwa, timbul keresahan, kegelisahan
aneh ... sungguh ... justru aneh sekali
aku mendapatkan pemahaman .....
tapi kok
malah jadi gelisah ...
ya itulah yang terjadi,
ketika hati bersorak mendapatkan pemahaman
.....
Aha..Eureka..!.
Sepertinya itu yang diucapkan oleh seorang peneliti
ketika menemukan sebuah ide.
Kemudian
semangat untuk menemukan ide-ide
berikutnya semakin menggebu.
Semangat untuk mengabarkan menguat,
semangat ...... oh
saya bisa,
ternyata mudah saja.
Kemudian melihat segala sesuatu
"dari sudut pandang yang diyakininya".
Akan senantiasa begitu.
uuuh... ternyata aku terjebak disini..
Lalu seberkas kesadaran disusupkan
tdalam ayat iqro, yaitu metode belajar di awal,
metode belajar Rasulullah ketika menerima wahyu,
metode berguru rasulullah kepada Allah
"Sekali kali jangan begitu.
Sesungguhnya manusia sangat melampaui batas" (Al 'alaq, 6)
Pondasi belajar tentang metode belajar Iqro, mengena dan menghujam hatiku
begitu kuat membekas, menegurku berulang-ulang
Rasanya ini adalah pembelajaran para nabi.
Satu demi satu ayat
berdialog denganku.
Pada saat Jiwaku meliar,
membayangkan sebagaimana
semangat tadi,
Allahku sudah mengetahui, dan mengingatkan dengan ayat
berikutnya.
Artinya jangan menuruti anggapanmu itu,
ayat al qur'an
di atas menegurku.
Biarkan saja Allahku mengajariku
melalui kalam (ilham) yang disusupkan di hatiku
biarkan saja kemana akan ditunjuki
jalan apa yang harus ku lalui.
Aku harus belajar ini dahulu
Aku harus belajar on line terus
semua terjadi bukan dari kehendakku
tapi harus dari kehendak Allahku
Kesadaranku adalah milik
Allah,
yang ditiupkan kepada Min-Ruh,
semua dari Allah kembali ke Allah.
Kita senantiasa berpikir,
namun bukankah sudah jutaan orang yang mengetahu hakekat
ini pula?,
Ya benar.
Memang sudah tidak sedikit orang yang tahu.
Namun
sangat sedikir yang mampu mengajarkan ini kepada dirinya sendiri.
Kaidah belajar dan mengajar sangat penting.
Baik itu mengajar diri sendiri maupun mengajar kepada orang lain.
Rasa kegalauanku yang timbul justru terjadi karena adanya sebuah kehendak
yaitu kehendak mengajarkan pemahaman ini kepada orang lain
kehendak diriku, kehendak fikiranku, kehendak jiwaku
Disini diriku tengah mengambil alih kehendak Allah
karena aku telah memasuki "wilayah Allah"
Karena Allah sendiri yang berjanji
akan mengajarkan manusia secara langsung
akan mengajari kalam kepada setiap manusia
yang mau menerimanya
yang diinginiNya
Itulah ketetapan dan janjiNya
Para nabi dan rasulpun hanya diberi wewenang untuk
memberi kabar gembira, bukan untuk "mengajari"
dan juga memberi peringatan serta ancaman
pengajaran ilham ini adalah wilayah hamba dengan Tuhannya
pengajaran langsung
(SesungguhNya Allah yang
memberi petunjuk,
bahkan paman beliau dicintainya sekalipun tidak mampu diajari
karena Allah tidak menghendaki, Allah berkehendak lain)
metode pengajaran Allah kepada Muhammad,
dilakukan secara gradual
berangsur-angsur dan sedikit demi sedikit
demikian pula
diajarkan cara penyampaian kabar ini kepada manusia
tidak langsung seluruhnya ... bleg turun sekaligus
Demikianlah maka Al qur'an di
turunkan secara berangsur-angsur.
Allah lebih tahu tentang ini.
Semua
dilakukan atas kehendak Allah,
dengan membaca setiap detik
semua kalam (wahyu)
yang disusupkan kepadanya.
lalu disampaikan dan diajarkan.
( Setiap
tindakan Muhammad adalah kalam Allah, dia tidak menurut nafsunya.).
Jikalau Muhammad saja hanya diberikan itu apalagi diriku
Sungguh semakin lama, ketika pelajaran itu kuikuti
akupun semakin heran, seolah dituntun untuk mencari ayat ini
atau disuruh mencari hakekat itu, atau mendadak ada ayat Al quran
yang teringat berulang-ulang, lalu difahamkan atas maknanya
Maka yag seharusnya kulakukan saat ini ketika semangat
dan kehendak itu muncul, ku kembalikan saja kepada kehendak Allah
aku hanya perlu on-line
tidak melakukan apa-apa
hanya berdiskusi dan berdua dengan Allahku
bertanya dan mendengarkan jawaban di hatiku
Tak perlu kurisaukan apakah ini akan ku tuliskan atau kuajarkan kepada orang lain
biarkan saja, kuikuti saja Allahku, biarlah Dia yang menuntunku
Apakah memang Dia berkehendak begitu,
ataukah aku justru hanya akan merusak kehendakNya
mungkin aku justru akan merusak kehendak Allah kepada seseorang
mungkin Allah mempunyai rencana
lain
maka
kuikuti saja daya selanjutnya
rasa menggebu untuk menuliskan kepada sekitarku mulai padam
lalu berganti rasa kembali kepada Allahku
Dia mengarahkanku lagi, Dia mengajariku lagi
Allahku lebih tahu cara mengajari orang yang dipilihNya
Allahku lebih tahu cara mengajariku
maka kubiarkan Allahku yang menjadi Guru
Allah lebih tahu
Apakah dengan begini, aku tidak bisa mengajarkan
ooh ... bisa ...dan tentu bisa
namun bukan kini saatnya
saat ini aku sedang menjadi murid
bukan pada tempatnya mengajari
nanti pada saatnya
kalau Allahku berkehendak
kalau sudah berdoa, dan meyakinkan
bahwa itulah kehendak Allah
maka kulakukan semua itu karena Allah, dan demi Allah
Ya inilah yang harus kulakukan saat ini.
berdoa ... bermohon
membaca apa yang Allah kehendaki
bukan menggunakan kehendakku
Tetapi akan merupakan sebuah keyakinan
keyakinan yang sangat kuat dan
dalam
bahwa
itulah kehendak Allah
yang harus kulakukan saat ini
maka apapun akibatnya
akan kuhadapi dengan tersenyum, ridho
Meluruh ...
tunduk
diam
dzikir
malam berlalu
kembali berulang seperti waktu demi waktu kemarin
ada yang membisik, setiap kali aku terbangun
kalimat itu bergema terus menerus dan menetap
dalam hatiku
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam
dan siang, bahtera yang berlayar di lautan yang bermanfaat bagi manusia, dan apa
yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah
mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin
dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan
dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. (QS. Al Baqarah: 164)
Ayat diatas sepertinya melompat
dari berkisah antara penciptaan langit dan bumi
lalu pergantian siang dan malam
berpindah ke bahtera yang berlayar di lautan
lalu air yang menghidupkan bumi yang mati
berpindah ke hewan
kemudian angin dan awan
yang dikendalikan antara langit dan bumi
seolah melompat-lompat namun
ketika kuamati ada persamaannya
adanya pergerakan
adanya perpindahan,
adanya gerak kehidupan
adanya hubungan timbal balik, antara langit dan bumi
adanya kaitan antara hidup dan mati
antara siang dan malam, yaitu adanya perubahan
adanya hubungan daya atau enegry yang menggerakkan
antara Sang Pencipta dan yang diciptakan
Perenunganku sebelumnya seolah ingin
memahamai apa itu malam
ternyata pencarian tentang makna malam juga sangat
banyak
lalu tentang makna siang, demikian pula sangat banyak
keinginan itu ternyata belum sampai
daya ke arah itu belum ada
maka biarlah kulupakan dulu saat ini
ayat diatas semakin menarikku
sebuah jalan atau cara bagaimana menggunakan "
daya atau energy"
yang berasal atau bersumber dar Allah
kalau perenunganku sebelumnya hanyalah tentang hati
maka untuk kali ini, melangkah lebih jauh, yaitu tentang "
raga"
tentang takdir yang terjadi pada raga, yang diibaratkan dengan bahtera
yang berjalan atau berlayar di lautan
bayangkan kalau raga kita adalah kapal yang berlayar itu
badan kita telah di desain dengan bentuk khusus dengan tujuan pelayaran yang pasti
bentuk itu adalah bentuk bahtera, perahu, atau kapal,
besar, kecilnya, ukurannya, kelebihannya dan kekurangannya
raga itu persis seperti perahu ini, ada perahu dagang,
perahu layar, perahu pesiar dsb
bahan-bahan dari perahu itu juga bisa berbeda-beda, detail desainnya juga berbeda
tentu saja, setiap desain perahu ini akan mampu berlayar di lautan
sesuai dengan penciptaan perahu dan tujuannya menjadi perahu
maka setiap raga telah dipersiapkan samudra takdirnya masing-masing, lengkap dengan arus air,
angin, gelombang dan badai yang akan mengombang-ambingkan perahu ini
maka yang pertama kali dilakukan bagi sebuah perahu, adalah harus mampu mengapung
amati lalu buang semua barang-barang yang membebani kapal itu, bila tidak mampu mengapung
lalu buat semua rongga di dalam perahu itu, semakin besar rongga perahu ini,
maka perahu akan mengapung dengan baik, namun kalau isinya terlalu sedikit
perahu ini akan mudah diombang-ambingkan ombak,
maka "keseimbangan" perahu agar mengapung adalah kunci utama
demikian pula raga kita, agar mampu mengapung di samudra
takdir Allah, maka rongga
di dalam hati harus cukup luas
kemudian harus mampu menjaga keseimbangan jiwa dan raga kita
agar tetap mampu mengapung
setiap perahu tentu berbeda, maka kenalilah perahumu
setiap raga tentu berbeda maka kenali ragamu
agar mampu mengapung
baik itu saat tenang, maupun saat hujan badai.
perputaran siang dan malam
dalam renungan sebelumnya adalah perpindahan antara mengikuti petunjuk atau tidak
perubahan-perubahan inilah yang akan sangat mempengaruhi "cuaca" di lautan
perubahan-perubahan di dalam hati ini akan sangat mempengaruhi samudra takdir
sehingga perahu ini juga akan mampu bergerak karena akibat yang ditimbulkannya
yaitu adanya pasang surut, adanya angin dan lain sebagainya
perahu akan mampu bergerak mengikuti pergerakan angin
bisa juga mengikuti arus air samudra
atau bergerak dengan menggunakan tenaga luar kita untuk mendayung
namun tenaga kita akan sangat lemah untuk mendayung
harus
menggunakan alat bantu atau energy dari luar
atau menggunakan daya-daya yang sudah ada di sekitar kita
kalau mampu menggunakan daya-daya di sekitar yang tersedia
maka perahu akan mampu berlayar dengan menggunakan
"energy minimal" (tak perlu mendayung)
mengikuti arah angin, mengamati arus air
maka nakhoda akan mampu melintasi samudra membawa perahu ke tempat tujuan
demikian pula jiwa akan mampu membawa raga menuju
tujuan yang diinginkan oleh Sang Pencipta
nakhoda yang mampu menjalankan perahu dengan baik
tidak akan direpotkan dengan kerusakan perahu
tidak akan lelah mendayung, tidak akan kebingungan akan arah
karena nakhoda ini mampu mengamati
dan memanfaatkan daya apa saja yang berada di sekitar dia
sehingga pelayaran ini akan bermanfaat
nakhoda akan menikmati pemandangan yang indah
saat lautan tenang, melihat langit biru, burung-burung
dan alam yang
dipenuhi dengan segala keindahan
bagaimana dengan jiwa yang menjadi nakhoda bagi raga?
sama saja, kalau mamu melayarkan raga kita
di samudra takdir, maka jiwa akan mampu menjadi pengamat
yang mampu menikmati keindahan pemandangan
sepanjang perjalanan dan pelayaran
sampai di ujung akhir perjalanan hidup nanti.
menggunakan "
energy jiwa yang minimal"
karena menggunakan daya-daya yang berlimpah dan tersedia
ada dan nyata di sekitar raga yang kita tempati
itulah keadilan Tuhan bagi setiap ciptaanNya
Sungguh beruntung bagi kita
yang telah mampu menggunakan daya Allah
di dalam diri kita, untuk dipergunakan selama perjalanan kehidupan
Tuhan telah memberi kemudahan kepada kita
asalkan kita mau meraihnya. Sederhana saja sebetulnya.
Raga kita itu seumpama bumi,
karena raga memang merupakan saripati bumi
hakekatnya raga itu sebetulnya mati, tidak ada
kehidupan,
kehidupan itu baru akan terjadi kalau ada air yang turun dari langit
tanpa adanya "energy" dari langit berupa air ini, maka bumi akan tetap mati
(seperti bumi yang mati ditimpa air hujan)
manusia (hatinya) juga sama saja, tanpa adanya "air hidayah"
dari Allah, maka tetap akan mati, sampai kapanpun
ketika air itu telah turun maka mulailah tumbuh benih-benih kehidupan
benih itu akan tumbuh mengikuti pergerakan
melalui perkisaran angin yang terjadi
yang dikendalikan dari langit dan bumi
Masih cuikup banyak makna kehidupan
dalam ayat di atas
namun rasanya makna saat ini sudah cukup
sebagai langkah awal bagiku
untuk memulai "menggunakan daya Allah"
yang telah disiapkan khusus bagiku dari waktu ke waktu
sehingga aku tak lagi menggunakan "energyku"
namun mengapung di atas daya dari Allahku
membiarkan ragaku berlayar di samudra takdir
yang digerakkan oleh daya-daya dari
Tuhanku
aku hanya perlu mengamati
lalu mengikuti keadaan dari waktu ke waktu
sama seumpama nakhoda
yang selalu mengamati perahunya
agar berlayar dengan nyaman
mengamati cuaca
mengamati arus air
mengamati muatan
mengamati layarnya
mengamati perahu kalau ada kerusakan
mengamati segala hal
agar pelayaran lancar
mengapung, bergerak, berlayar
dengan "energy minimal"
ketika menempuh perjalanan: berlayar
Itulah tugas jiwa kita
terutama hati yang akan menjadi nakhoda
bagi perahu raga yang berlayar di atas samudra takdir
Semoga pelayaran ini
adalah pelayaran terbaik
pelayaran terindah
pelayaran ternikmat
sepanjang perjalanan kali ini
Ayat yang kufahami ini
merupakan sebuah kunci awal bagiku
untuk membuka daya dari Allahku
agar aku mampu menggunakan dayaNya
sehingga aku tak perlu lagi menggunakan energyku
hanya "energy minimal"
saja
seperlunya untuk mengamati dan bertindak bila diperlukan
Ada pertanyaan yang datang kini:
Bagaimana realitas dalam kehidupan sehari-hari?.
Bagaimana realitas dalam kehidupan sehari-hari?.hari masih teramat pagi
udara dingin, masih terasa nyaman bergelung di balik selimut
kegelapan masih menyelimuti malam
hawa dingin masih mengusap-usap kulitku
entah aku tidur ataukah sadar
aku sepertinya tidur
tapi juga sepertinya sadar
seperti tengah bercakap-cakap
tapi entah dengan siapa
antara sadar dan tidak
begitu banyak pertanyaan
untukku
pertanyaan yang begitu kuat
begitu dalam, mencengkeram hatiku
sebuah pertanyaan yang sangat sederhana
bahkan teramat sangat
sederhana
terlampau sederhana, dan begitu sederhana
sehingga akupun tak tahu harus menjawab apa
harus bagaimana untuk menjawab
dan jawaban seperti apa yang harus kutuliskan
mungkin satu jawaban sudah cukup jelas
namun mungkin seluruh air laut menjadi tinta
tak akan cukup menuliskan jawaban ini
pertanyaan demi
pertanyaan yang intinya sama:
yaitu:
Samakah?Samakah orang yang menuhankan hawa nafsunya dengan menuhankan Allah?
Lihat dan amati dalam realitas.
Samakah orang yang beriman dan tidak beriman?
Lihat di sekeliling kita, fahami dalam realitas atau kenyataan
Samakah orang yang bertakwa dan tidak?
Samakah orang yang mengambil jalan lurus dan yang sesat?
Samakah orang yang berjalan di siang matahari dan di malam hari?
Samakah orang yang menerima petunjuk dan tidak?
Samakah orang yang menggunakan hati dan tidak?
Samakah orang yang menggunakan akal dan tidak?
Samakah orang yang berfikir dan tidak?
Samakah orang yang melihat dan tidak?
Samakah orang yang mendengar dan tidak?
Samakah orang yang mengerti dan tidak?
Samakah orang yang memahami dan tidak?
Samakah
orang-orang yang diberi nikmat oleh Tuhanmu dengan yang tidak?
Samakah orang-orang yang mau menerima Allah sebagai Tuhan dengan yang tidak?
Samakah orang-orang yang mau berusaha menerima Islam dengan sesungguhnya dengan yang tidak?
Samakah orang yang ikhlas menerima petunjuk dan kehendak Tuhan dengan yang tidak?.
Samakah orang berTuhan dengan tidak?
Samakah orang di jalan lurus dan tidak?
Samakah?
Samakah?
masih sangat banyak pertanyaan itu!.
Pertanyaan demi pertanyaan
entah puluhan
atau ratusan
mungkin ribuan bahkan jutaan
namun intinya satu
yaitu agar aku membuka mataku
membuka telingaku
menggunakan akalku
menggunakan hatiku
melihat realitas apa yang ada di sekelilingku
melihat kenyataan dan membandingkan kedua hal tersebut pada kondisi yang sama
misalnya lihat:
Seorang kaya,
lihat realitas orang kaya beriman dengan tidak
orang kaya yang
bertakwa dengan yang tidak
atau seorang pemimpin, yang berTuhan dan tidak
mungkin juga seorang rakyat jelata, bertakwa dan tidak
pedagang, pegawai atau apa saja, samakah dianatar yang mengambil jalan Tuhan dan tidak?
bandingkan dengan yang selevel, antara yang menerima Allah dan menolak Allah
lihat baik-baik, amati, pandang, pelajari, lalu simpulkan
apa saja perbedaan mereka, bagaimana jiwa mereka, bagaimana tingkah laku mereka
bagaimana mereka bersikap, bagaimana mereka bertingkah laku
bagaimana akhlak mereka
lihat ketika mereka mengalami masalah
lihat ketika mereka mengalami cobaan
lihat ketika mereka mendapatkan keuntungan atau karunia
lihat kehidupan mereka semua itu dengan detail dan sangat mendetail
Lihat juga sejarah-sejarah atau kisah-kisah dulu
manusia yang mengambil Allah sebagai pelindung
manusia yang mencintai Allah
manusia yang menjadikan Allah sebagai satu-satunya yang
terpenting
dalam kehidupan mereka
Lihat
dengar
amati
pelajari
fahami
secara seksama. bandingkan!.
Lihat kenyataan seseorang yang telah bersumpah:
"Sesungguhnya sholatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta Alam".
Lihat kehidupannya, lihat tingkah lakunya, lihat akhlaknya
ketika dia telah mampu melaksanakan sumpah itu
dalam kehidupan nyatanya
maka setelah ku pelajari itu:
Terserah bagi kesadaranku.
Apakah yang akan ku pilih.
Apakah aku memilih Allah ataukah meninggalkannya
Apakah aku mau bersumpah ataukah tidak
Apakah aku mau melaksanakan sumpah itu
(kenyataan dapat kulihat di sekelilingku
ketika aku memilih salah satu)
Sumpah itu:
Sesungguhnya sholatku
Sesungguhnya hidupku
Sesungguhnya matiku
hanya kupersembahkan kepada satu-satunya
yang layak disembah: Allah
Tuhan semesta
Alam
Sanggupkah melakukan itu dalam kenyataan sehari-hari?.
Pelajari orang-orang yang telah bersumpah
pelajari orang-orang yang telah melaksanakan
pelajari tingkah lakunya
pelajari akhlaknya
pelajari apa yang telah mereka tinggalkan
pelajari apa yang telah mereka bangun
pelajari kisah hidup mereka semua
kenyataannya?
Sebuah contoh dalam kenyataan
sebuah referensi nyata
Yaitu dalam diri seorang manusia
Dia bernama: Muhammad
Sungguh dalam diri Muhammad ada suri tauladan
Dia seorang yang berakhlak mulia.
Dan banyak lagi yang akan kita ketahui dari sejarah hidupnya.
pelajari dengan akal dan hati
untuk menentukan pilihan itu.
Siapkah aku?.
Malam beranjak menutupi siang
detik demi detik merayap
dinginnya membelai keningku
dalam diam yang teramat diam
memasuki hening
dalam tetes-tetes air mata
yang menyentuh hati
dalam doa untuk
Tuhanku
Tuhanku
ampuni diriku ... ampuni aku
aku yang mempunyai mata tapi tak mampu kugunakan
agar mampu melihat kebesaranMu
ampuni aku .... ampuni diriku
duhai Allahku
aku yang mempunyai telinga tapi tak selalu mendengarMu
tak mendengar seruan dan panggilanMu
ampuni
aku
yang mempunyai hati yang lebih sering tertutup
aku menyerah kini ... aku tak berdaya
aku tak tahu ... aku tak mengerti
tak tahu apa-apa ... tak mengerti apa-apa
tak mampu memastikan benar salah
tak mampu mengartikan kebenaran
apakah yang kulakukan saat ini karena egoku?
apakah semua ini adalah buah nafsuku?
ataukah hanya akalku yang bermain?
yang mengada-ada ... yang membuat-buat?
sungguh ... aku tak tahu
sungguh aku tak mengerti....
hari demi hari berlalu
ketika daya itu mencengkeramku
daya yang memaksaku selalu berfikir
pagi ... siang ... sore ... malam
ketika aku duduk ... diam .... berdiri ... dan tidur
daya yang memaksaku untuk berfikir
berfikir dan berfikir, selalu dan selalu
memikirkan tentang
alam
memikirkan tentang matahari
memikirkan tentang
bulan
bumi, laut, bintang, angin , manusia, hewan dan lainnya
memikirkan diriku dan lainnya
ampuni aku ... duhai Tuhanku
aku tak ingin berfikir ... itu bukan mauku
itu bukan kehendakku
daya itu melemparku ... daya itu menerkamku
energy itu begitu kuat mencengkeram
membuatku tak berdaya ...
apakah ini daya iblis?
apakah ini daya jin?
apakah ini daya ruh?
apakah egoku?
apakah akalku?
apakah nafsuku?
ataukah ini dayaMu?
aku tak tahu!
aku tak mengerti!
yang aku tahu, aku tak berdaya
seperti seekor ikan terdampar di daratan
bahkan untuk bernafaspun sesak
daya itu bertanya dan memaksaku untuk menjawab
aku ingin beristirahat, tapi daya itu mengarahkanku berfikir
ketika aku tengah berjalan-jalan, daya itu
menggiringku
ketika aku tidur, daya itu meliputiku dengan seribu
pertanyaan
apapun yang kulakukan, daya itu tiada hentinya memburuku
mengejarku dan menjeratku
aku menyerah...
aku tak berdaya
ampuni aku
apapun daya itu
entah dari akalku
ataukah dari jin ataukah dari iblis
ataukah itu dayaMu
telah mencengkeram hidupku
tak tahu lagi kini
aku menyerah dalam diam
aku pasrah dalam hening
kuserahkan saja seluruh daya ini kepadaMu
sesungguhnya diriku ini tiada daya
Tiada daya apapun selain dayaMu
la haula wala quwata ila billah
daya ini aku serahkan kepadaMu
energy ini hanyalah milikMu
tak kuperdulikan lagi apakah energy ini
tak kuperdulikan dari manakah daya ini
karena apapun itu semua adalah milikMu
maka segala energy yang ada ini dalam
diriku
adalah kuasaMu ... milikMu
atas kehendakMu
Tiada satupun energy di alam
ini
yang luput dari kuasaMu
semua terjadi atas ijinMu
semua berada dalam genggaman rencanaMu
ampuni diriku yang bermata
tapi tak melihat energyMu
yang berada di seluruh alam semesta ini
Kuhadapkan saja akalku
kuhadapkan saja egoku
kuhadapkan saja jiwaku
kuhadapkan saja ruhku
kuhadapkan saja nafsuku
kuhadapkan seluruh kesadaranku
semua hanya tertuju kepadaMu
aku datang tak membawa apa-apa
aku datang kepadaMu tak membawa rasa tahu
aku datang kepadaMu tak membawa persepsi
aku datang kepadaMu dalam kekosongan
entah apapun yang ada dan terjadi pada diriku
telah kuserahkan sepenuhnya kepadaMu
telah kuserahkan seutuhnya kepadaMu
aku datang
kepadaMu dengan segala
kesalahanku
aku datang kepadaMu dengan segala rasa burukku
dengan sisi kesombonganku, dengan sisi kebencianku
sisi kelalaianku, dan sisi kecerobohanku
dengan semua sisi terburukku, semua kelemahanku
ampuni semua sisi ini, hilangkan
buang jauh-jauh, sejauh-jauhnya
bagaikan jauhnya jarak barat dan timur
ampuni aku yang datang kepadaMu
dengan segala sisi kelemahanku
aku mengakui sejujurnya semua ini kepadaMu
karena Engkau pasti lebih tahu dariku
Sungguh engkau maha pengampun
terimalah taubatku
Sungguh hatiku telah bersaksi
tiada daya selain dayaMu
tiada kekuasan yang mutlak selain diriMu
berilah keyakinan di hatiku
teguhkan aku
yakinkan aku
bahwa daya ini adalah
dayaMu
karena telah kuyakinkan diriku
dari manapun asal daya itu
apakah
dari makanan minuman
atuakah nafsu-nafsuku
ataukah akal fikiranku
atau daya-daya lain-nya
semua adalah berasal dariMu
semua hanya terjadi
apabila ada ijinMu
ada dalam kehendak dan rencanaMu
kusadari lemahnya diriku
tak mampu mengenali daya apakah
ketika seseorang tengah berbuat sesuatu
misalnya saja tengah beribadah
daya apa yang membuat orang sholat
daya apa yang membuat orang zakat
daya apa yang membuat orang beribadah
namun aku yakin semua itu berasal dariMu
yang tak kutahui
mereka itu mengarahkan kepada apa dan siapa
menganggap daya siapa yang bekerja?
apakah daya akal?
apakah daya nafsu?
apakah yang tengah menreka hadapkan?
ketika seorang mengarahkan kesadaran kepada akal
maka daya induksi akal yang
bekerja
ketika mengarahkan kepada nafsu duniawi
maka daya induksi nafsu yang bekerja
daya-daya semu yang bekerja
karena sebetulnya bukan energy yang sebenarnya
hanya sebuah fatamorgana
dunia
sedangkan sumber energy yang sebenarnya
adalah Energy yang berasal dariMu: Sang pemilik Energy
sebagaimana Hukum Kekekalan Energy
Telah kusaksikan kekuasaanMu
telah kusaksikan daya-dayaMu yang menggerakkan alam semesta ini
telah kusadari energy genggammu yang menggantung bintang-bintang di langit
yaitu energy gravitasi yang Maha dahsyat
yang kulihat nyata pada matahari, bulan, dan bumi
telah kusadari energy ikatMu pada elektron-elektron, pada atom-atom
yang ketika terlepas dari ikatan akan membangkitkan energy: ledakan bom atom
yang akan meluluhkan alam semesta ini
telah kusadari kekuatan gerak, yang berada dalam energy gerakMu
yang menggerakkan bumi, bulan dan matahari
membentuk perputaran waktu, pergantian siang dan malam
yang menghidupkan alam semesta ini
telah kusadari
daya gerak alam ini
yang akhirnya menurunkan hujan dan menghidupkan bumi yang mati
telah
kutahu energy informasi yang terkandung di alam semesta
yang berada di batuan, fosil atau bahkan cahaya
telah kuketahui energy yang berada di zat hijau daun
telah kutahu energy dahsyat yang berada di dalam atom-atom radioaktif
telah kuketahui energy yang terdapat di angin
telah kuketahui energy yang berada di air
telah ku tahu energy yang berada benda diam
telah kutahu energy yang berada di benda bergerak
setiap benda yang kulihat mempunyai energy
baik itu sebuah atom yang kecil
maupun benda besar, matahari, bulan, bintang atau alam semesta
energy potensial, energy kinetik, energy magnetik, energy atom
masih banyak lagi energy-energy yang lainnya
apapun itu, yang nampak dan mampu diamati
memiliki energy, memilik daya
apapun itu
.....
ya ... sekali lagi
apapun
itu
memiliki energy
dari mana energy itu?
siapa yang meletakkan energy itu?
untuk apa energy itu?
bagaimana energy itu terbentuk?
bagaimana energy itu bisa berubah?
apakah kita bisa menggunakan energy itu?
semua rantai energy ini akan bermuara
di satu sumber: Sang Pemilik Energy
Sang Pencipta Energy
Sebagaimana hukum kekekalan Energy di alam ini:
Energy tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan.
Jumlah seluruh energy (dalam ruang tertutup,
misalnya seluruh alam semesta) adalah tetap.
Jadi jumlah energy ini masih sama dengan
seperti ketika awal pertama alam semesta ini diciptakan
hanya berubah bentuk dari satu energy ke energy lain.
Sungguh!
aku tahu bahwa seluruh alam semesta ini
adalah kumpulan-kumpulan energy (paket-paket energy)
yang kesemuanya itu
menurut kehendakMu
Maka semakin kusadarai
kebesaranMu
kekuasaanMu, dayaMu, energyMu
yang berada di alam semesta ini
lalu aku?
aku melepaskan diriku dari energy yang berasal dari kehendakku
aku akan mengikuti daya dan energy kehendakMu
kuikuti kehendakMu dan menggunakan dayaMu
apapun asalnya daya ini
dari perubahan energy apapun ketika masuk
memasuki ke dalam tubuhku
kuarahkan daya ini mengikuti daya dan kehendakMu
daya dalam lindungan kasih sayangMu
kuarahkan energy ini dengan segenap kesadaranku
yang akan mewujud dalam sebuah niat
yang akan terbentuk dalam sebuah tekad
atas namaMu kugunakan daya ini
Dengan sebuah ikrar, tekad dan sumpah
Dengan menyebut namaMu Ya Allah
aku menggunakan energy kasihMu
atas namaMu Ya
TuhanMu
aku menggunakan daya dan
kekuatanMu
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.