Aku tengah berdiri di atas
bukit pagi ini
memandang matahari yang mulai muncul dari balik peraduannya
sinarnya putih keemasan berkilauan, mengusir Kegelapan malam
dimana saja sinar itu
menerobos, maka hilanglah kegelapan
nampaklah dan jelaslah bagian-bagian yang dilalui sinar itu
sedikit demi sedikit merambah mulai dari pucuk-pucuk pohon yang tinggi
menampakkan daun-daun yang menghijau subur
perlahan merambat ke bawah, semak dan belukar
mulai nampak hidup dan bercahaya, penuh kilau warna
pojok-pojok yang tak terjangkau, mulai nampak jelas
bahkan bukit di kejauhan yang nampak gelap penuh misteri
kini tersentuh oleh cahaya matahari pagi
Aku masih berdiri termangu, menunggu
matahari muda yang baru menggeliat dari peraduannya
muncul di ufuk timur, memancarkan sinarnya menembus tubuhku
sinarnya terserap, tak mampu menembus tubuhku, menyisakan bayang-bayang kegelapan
yang tak terjangkau oleh sinar matahari, di belakang tubuhku, masih terpeta "kegelapan"
matahari seolah terus bergerak, -naik dan naik-, ~perlahan sedikit demi sedikit
dan bayang-bayang itu, dari setiap benda yang dikenai sinar matahari ini
pepohonan, batu, tonggak, apa saja
termasuk bayangan tubuhku
"seolah" tersedot oleh gerak matahari, sedikit demi sedikit
mengecil, perlahan, sangat pelan, bayang-bayang itu ditarik
oleh tarikan matahari yang semakin mendekati puncaknya
sampai di puncak
terdekat matahari di atas kepalaku, siang hari
bayang-bayang itu hilang dan lenyap, entah kemanakah perginya bayang-bayang itu
lalu perlahan, - sedikit demi sedikit - ketika matahari bergerak menjauhiku
menjelang sore, bayang-bayang itupun bergerak semakin jauh memanjang
sampai akhirnya lenyap di telan kegelapan, bersama lenyapnya matahari
dimanakah bayang-bayangku saat kegelapan, saat tak ada matahari
bayang-bayangku = sebenarnya adalah kegelapan itu sendiri =.
Mengapa
sebelum ini aku
tak pernah memperhatikan bayang-bayang
~aneh~, sepertinya hal ini masalah sepele dan biasa
saja
namun mengapa saat ini, aku begitu memperhatikan bayang-bayang
mengapa aku ingin meneliti dan mencari tahu apa bayang-bayang itu
dan kaitannya dengan matahari serta hubungannya dengan diriku
sungguh, tidak kumengerti ... sesuatu yang aneh dan sangat aneh ...
kapankah pernah kuperdulikan masalah bayang-bayang
apapula keinginan., memikirkan dan memperhatikannya
uuuh... seperti membuang-buang waktu saja ...,
bayang-bayang kan hal biasa, setiap hari bisa dilihat, ada dan terlihat setiap
hari
terlalu sering bahkan setiap saat, setiap ada cahaya selalu ada
bayang-bayang
maka sungguh membebani fikiran saja, menambahi fikiran.
aneh ....
====================================================================
Bayang-bayang
Ketika duduk diam menghadap Allah, mengheningkan cipta
melanjutkan tafakur hari kemarin, mengikuti daya atau tarikan Allah
blank ... kosong ... hanyut ... seperti jarum tersedot oleh magnet
tak ada daya dan kekuatan untuk meronta
ditarik perlahan namun pasti
kosong ...
hening
hati mulai hidup dalam
sebuah kesadaran
kemudian mengalir kefahaman yang disusupkan:
ada hikmah yang harus dipelajari dari keberadaan bayang-bayang
aku harus mencarinya
Secara bahasa: = bayangan (shadow) diartikan sebagai sebuah
efek cahaya atas bendayang tak tembus pandang=, sehingga menghasilkan
sisi gelap sebagai bayangan benda tersebut. (Shadow juga berarti
Comparative darkness that results from the blocking of light rays).
Kemudian muncul keinginan untuk mencari maknanya dan memahami hal ini.,
lalu ada keinginan untuk mencari ayat tentang bayang-bayang ini dalam Al Quran
akhirnya kutemukan ayat tersebut yaitu QS. Al- Furqan (25): 42-45
Terangkanlah kepadaku tentang
orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya.
Maka apakah kamu
dapat menjadi pemelihara atasnya?,
Atau apakah kamu mengira bahwa
kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami.
Mereka itu tidak lain,
hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya
(dari binatang ternak itu).
Apakah kamu tidak memperhatikan
(penciptaan) Tuhanmu, bagaimana Dia memanjangkan (dan memendekkan)
bayang-bayang;
dan kalau Dia menghendaki niscaya Dia menjadikan tetap
bayang-bayang itu, kemudian kami jadikan matahari sebagai petunjuk atas
bayang-bayang itu,
kemudian Kami menarik bayang-bayang itu kepada Kami dengan tarikan yang perlahan.
Ada makna yang dalam masuk ke dalam hatiku, bahasa tanpa kata
kalimat-kalimat dalam Al Quran ini hanya sebuah perantara
untuk
meniupkan rasa tentang tarikan bayang-bayang secara perlahan
matahari akan menarik bayang-bayang itu perlahan
sesungguhnya Allah yang menciptakan bayang-bayang itu
memanjangkan dan memendekkan serta menarik bayang-bayang itu perlahan
Makna tentang ayat di atas bagiku ternyata berhubungan
dengan fungsi hati yang kucatat di malam 17 Ramadhan
sangat cocok, tepat dan sederhana dalam permisalan ini
pada hal yang dicontohkan dalam bayang-bayang ini
ada matahari dan ada cahaya matahari yang
berasal dari matahari
cahaya matahari itu bukan matahari namun berasal dari
matahari
cahaya matahari itu menyinari tubuhku, kalau kuhadapkan tubuhku pada matahari
maka cahayanya akan menembus tubuhku, namun tubuhku adalah dzat yang tidak tembus cahaya
maka cahayanya tidak akan mampu diteruskan melalui tubuhku
semakin kuat daya "absorbsi/daya serap tubuhku " maka cahaya itupun semakin lenyap
tidak akan mampu diteruskan dan akan membentuk bayang-bayang sebagai akibatnya
seandainya tubuhku semakin bening, maka sinar itu
akan diteruskan
misalnya tubuhku terbuat dari kaca yang bening, maka seluruh cahaya akan diteruskan
tidak perduli dari arah manapun cahaya matahari itu maka tidak akan ada bayang-bayang
karena bayang-bayang itu "hilang" ketika cahaya melewati benda bening.
kalau seandainya benda itu bukanlah bening, maka haruslah diarahkan tepat ke puncak sumber cahaya
yaitu badanku harus diarahkan di siang hari, dimana
matahari berada tepat di hadapan atau di atas kepalaku
posisi tersebut adalah posisi dimana matahari memancarkan cahaya dengan sempurna
tarikan bayang-bayang menuju ke posisi puncaknya adalah sebuah kepastian
ketika aku terus menghadapkan badanku ke arah sumber cahaya
tapi tarikan itu terjadi perlahan-lahan dan tidak ada usaha atau daya yang kulakukan
sampai di puncaknya maka hilanglah bayang-bayang itu.
Selanjutnya apakah kita mampu selalu berada tepat di posisi puncak itu?
jawabnya tentu saja sulit, maka yang memungkinkan adalah mengganti tubuh
menjadi sebuah benda bening, sehingga tak ada lagi
bayang-bayang
karena tubuh akan ditembus cahaya, tubuh sebening kaca, mungkinkah?.
Bagiamana dengan hati?.
jawabnya adalah bisa dan mungkin, menjadi sebening kaca!
Itulah janji Allah, dengan mensucikan jiwa kita.====================================================================
Bayang-bayang dari hati yang tak disinari
Dalam catatan sebelumnya telah dituliskan bahwa
sebetulnya tiada kegelapan, yang ada adalah ketiadaan
cahaya disitu
bayang-bayang adalah
kegelapan yang diakibatkan cahaya yang tidak diteruskanatau cahaya yang diserap oleh sebuah benda hitam
benda hitam sebagaimana black hole di angkasa luar adalah sebuah benda
yang menyerap cahaya atau menyerap semua warna
sehingga sebetulnya tidak ada benda hitam, yang ada adalah benda
yang tidak memantulkan warna atau benda yang tidak memantulkan cahaya
benda hitam adalah yang menyerap semua warna, atau benda yang menyerap cahaya
hati yang tidak disinari adalah hati berada dalam kegelapan
yaitu yang diisi oleh hawa nafsu, yaitu hati yang menuhankan hawa nafsu
adalah hati yang tidak mau menghadapkan wajahnya kepada Allah
agar menerima cahaya Allah, hati yang tidak mau melihat, mendengar
hati yang tidak mau merasakan, mencium, memahami
hati yang diibarkan seperti hati dari binatang ternak bahkan lebih buruk lagi
ketika sebuah benda disinari tetapi cahayanya diserap sebagian
tetapi sebagian dari cahaya tersebut diteruskan
maka yang terjadi adalah
bayang-bayang yaitu
kegelapanbisa kegelapan sebagian atau kegelapan total,
tergantung berapa banyak cahaya yang dipantulkan
Itulah fungsi hati
yang akan menyerap cahaya Illahi
ketika hati dihadapkan kepada Allah
(Bayangkan tubuh yang dihadapkan kepada matahari)
ketika hati masih hitam, maka arahkan kesadaran hati ini
menghadap Allah
maka kegelapan (bayang-bayang) hati akan disedot oleh
Allah
perlahan-lahan, pelan, sedikit demi sedikit
jangan berharap akan terjadi cepat, prosesnya akan perlu waktu
namun ini sebuah kepastian, sebuah sunatullah
memang saat itu masih terdapat bayang-bayang hati
yaitu kegelapan hati yang merupakan hawa nafsu
sebuah kepastian yaitu ketika kita tetap
menghadapkan hati kepada Allah maka bayang-bayang hati
yaitu hawa nafsu akan sedikit demi sedikit akan ditarik dan hilang
inilah proses menyucikan hati, proses membeningkan hati
proses membuat hati menjadi sebening kaca,
sehingga akan tembus dan memantulkan cahaya matahari
ke seluruh tempat yang mampu
dilaluinya
kebalikannya juga sama
ketika kita sedikit demi
sedikit memalingkan diri kita kepada Allah
maka akan seumpama matahari yang terbenam
hati akan sedikit demi sedikit menghitam
sinarnya akan terserap, bayang-bayang semakin panjang
bahkan lebih panjang dari tubuh kita sendiri
sehingga akhirnya ditelan kegelapan malam
matahari telah lenyap====================================================================
Membeningkan hati
hadapkan saja hati kepada Allah
seumpama menghadapkan tubuh kepada sinar matahari
biarkan cahaya Allah yang akan membeningkan hati kita
sedikit demi sedikit, sampai bening
biarkan kalau masih ada bayang-bayang
suatu saat pasti akan menghilang
karena ketentuan Allah
karena kepastian Allah
ketika cahaya matahari telah menyinari pada
puncak hidup kita
maka tidak ada lagi bayang-bayang
hati kita telah disinari sepenuhnya oleh
Allah
hati kita telah memantulkan seluruh cahaya Allah
hati kita telah sepenuhnya bening
dan hanya cahaya Allah saja yang akan dilewatkan
karena cahaya-cahaya lainnya hanyalah seperti cahaya kunang-kunang
dibandingkan dengan cahaya matahari
apalagi cahaya Allah, yaitu cahaya di atas cahaya
maka kemana kegelapan hati ketika seluruh hati diisi cahaya Allah
sama seperti sebuah pertanyaan
dimana kegelapan, ketika matahari berada di puncaknya
Sebagaimana langit yang menjadikan cahaya matahari menjadi pelangi
yang juga merupakan cahaya tampak yang terdiri dari berwarna-warni
maka hatipun bisa menjadi sebuah prisma yang memantulkan
hanya salah satu warna saja, apakah warna merah, kuning, hijau atau biru
atau memantulkan seluruh warna yaitu warna putih cahaya matahari
warna-warni matahari itu bisa diibaratkan sifat-sifat dari cahaya Tuhan
apakah kita memilih warnha berikut:
Pemurah, Pemaaf, Penghukum, dan lainnya
atau
memilih warna dasar yaitu, Pengasih dan Penyayang
atau
mau memilih sebagian besar warna yang mampu kita tiru
atau warna-warna yang mampu kita pantulkan
Apapun itu
Hati yang bening
yang terang benderang
menerima
cahaya di atas cahaya
akan memantulkan cahaya itu
ke seluruh alam semesta
karena hanya hati manusia
yang mampu memantulkan cahaya Ilahi.
Catatan penting:
Hadapkan hati kita kepada Allah dalam sholat untuk membeningkan hati, agar cahaya Allah mengisi hati
mensucikan hati, sehingga hati akan mudah ditembus oleh cahaya Allah, memantulkannya
Catatan kecil bagi yang tertarik, pada saat sholat:
ketika menghadapkan ruh kepada Allah
maka ruh akan tersedot bagaikan logam didekatkan pada magnet yang kuat
perlahan-lahan sedikit demi sedikit, seperti bayang-bayang yang ditarik oleh Allah
dengan kekuatan yang pasti dan tak terlawan, maka biarkan dan menyerah saja,
pasrah
lalu mendadak bayang-bayang sang aku (nafs) itu lenyap dan tak ada
yang ada hanyalah pantulan cahaya Allah yang menerangi jiwa
karena hati telah begitu bening sehingga cahaya Allah mampu menembus
menerangi jiwa dan memantulkan ke luar raga kita yang sholat