====================================================================================
Panca indera (jasmani)
Indera atau
indria merupakan alat penghubung/kontak antara jiwa
dalam wujud
kesadaran diri
dengan material lingkungan (jasmani)
Lima
macam indera berfungsi sebagai alat sensor dikenal sebagai
panca indera
yaitu: alat pembantu untuk melihat (
mata),
alat pembantu untuk mengecap (
lidah),
alat pembantu untuk membau (
hidung),
alat pembantu untuk mendengar (
telinga),
dan alat pembantu untuk merasakan (
kulit/indera peraba)
coba kuamati beberapa hal penting, misalnya mata untuk melihat warna
apakah warna itu ada pada obyek ataukah ada di dalam sensor (penerima) di mata?
mata yang normal (seimbang) mampu membedakan warna dengan baik
lihatlah warna pelangi, akan nampak indah berwarna-warni, dimanakah adanya warna ini
apakah di langit? ataukah ada di mata? ataukah di kesadaran kita?
semua
orang
pasti berkata di langit, kalau di langit seharusnya semua yang punya mata bisa melihat,
ternyata ada yang punya mata tapi
buta warna tidak bisa melihat warna pelangi di langit?
atau orang tengah melamun atau bersedih hati memandang langit, bengong
dia tak melihat apapun di langit, tidak sadar adanya pelangi di langit
coba kuamati lidah untuk merasa dan mengecap
kalau kutanya apa rasa garam, semua akan berkata asin
apakah rasa garam ada di benda garam itu atakauh di lidah
coba kalau garam diletakkan di kulit yang luka, rasa garam justru sangat menyakitkan
jadi rasa garam bukan di garam tapi ada di lidah
sebetulnya lidah itu sebuah sensor, receptor dan detektor, pasti sudah ada program bawaan
program ini hanyalah untuk mengenali rasa-rasa yang ada di alam semesta ini
maka ketika saat pertama kali mengenali, kemudian kesadaran kita membuat database
ketika tidak ada dalam program bawaan, maka tubuh akan menolak, inilah kondisi alergi
dimana desain awal tubuh tidak dirancang dalam sebuah keseimbangan untuk menerima
misalnya
tidak
dirancang untuk menerima kacang-kacangan, susu dan lain sebagainya.
demikian pula gula, dimanakah rasa manis itu
atau rasa pedas, manis, pahit, kecut, getir
dan banyak lagi istilah untuk menyebut berbagai rasa
ketika sebuah rasa belum pernah dijelaskan maka kitapun akan kebingungan menjelaskan
tentang sebuah rasa dari sesuatu, setiap rasa yang berbeda berguna sebagai pembeda
sebagai bagian dalam kesempurnaan rasa, tanpa adanya rasa itu maka akan hambarlah
hidup akan tak banyak maknanya, ibarat makan hanya satu rasa terus menerus
bayangkan seandainya kita makan asin terus menerus dalam hidup
atau bayangkan pula makan manis selamanya atau pedas seterusnya
semua kombinasi rasa ini merupakan sebuah kesempurnaan yang maha hebat
kita hanya perlu memilih rasa yang sesuai dengan keinginan
kadang asin, manis, gurih, pahit atau pedas, berganti-ganti
namun sayangnya kadang pilihan itu tak ada di hadapan
kita
kita kita sudah makan asin terus dan ingin manisan
kita tidak memiliki manisan
itu
bayangkan pula kalau seandainya seseorang dipaksa
untuk makan pahit yaitu obat terus menerus,
atau makan pedas terus menerus, maka rasa pahit atau pedas
akan terasa menjadi rasa biasa atau rasa sehari-hari
maka ketika merasakan rasa yang lain, mungkin akan lebih terasa nikmat
namun kadang masih menginginkan rasa pedas atau pahit yang sudah terbiasa
itulah kombinasi panca indera yang luar biasa
=============================================================================
Indera Utama (Hati)
Hati adalah seumpama
sensor atau indera bagi kesadaran, namun untuk menghubungkan
dengan
nafs dan ruh
jadi merupakan alat
penghubung antara aku yaitu
- kesadaran dengan nafs (jiwa)
- kesadaran dengan ruhApakah jadi rumit?
nggak kok, malahan jadi mudah dan simple, sederhana saja
hati itu seperti mata, telinga, lidah, hidung dan kulit atau panca indera bagi nafs dan juga bagi ruh
hati ini sering terbolak-balik antara memilih nafs dan memilih ruh, karena sensornya cuma satu
demikian pula panca indera jasmani (mata, telinga, kuping) dan indera ruhani ini
sama-sama terhubung ke kesadaran, sehingga sering kacau dan rancu harus memilih yang mana
tapi juga ada kelebihannya, karena sensor atau indera ruh ini bisa mempengaruhi sensor jasmani
misalnya ketika hati merasakan bahagia, maka sensor hati ini akan memberi sinyal yang mempengaruhi
sensor jasmani, makan terasa enak, udara terasa segar, panca indera akan bekerja optimal
namun
sebaliknya ketika hati merasa tertekan atau depresi akan bertolak belakang
hati ini akan berfungsi seperti lidah yaitu sebagai perasa atau pengecap dari rasa suatu obyek
ketika hati berfungsi sebagai sensor nafs maka obyek-obyek yang akan diterima adalah
rasa-rasa yang tergabung dalam "hawa nafs", yaitu marah, kecewa, sedih, duka, serakah
berahi, sombong atau semua rasa-rasa yang termasuk dalam "hawa"
kalau mampu mengoptimalkan sensor ini saja, akan mendapatkan hasil yang mampu dirasakan
sehingga kesadaran bisa memilih, yaitu hanya mengambil "rasa-rasa yang menyenangkan saja".
Sebagai contoh misalnya seorang yang mendapat masalah terus menerus, dia akan mengeluh
mengapa hatinya merasa sedih dan duka, tak tertahan, terasa berat sekali, dada terasa sempit
sebetulnya apa yang merasa sedih, hatinyakah atau kesadarannya?
hati hanya sebuah sensor saja, ketika masalah datang, kemudian hati kita sedang tidak
diarahkan
ke arah masalah itu,
maka tidak ada rasa sedih sama sekali,
karena hati sedang tidak dipergunakan untuk itu
tergantung akan diarahkan kemana hati itu sebagai alat penerima
arah sedih, senang, duka, gembira,
sama persis dengan lidah kita
apakah lidah akan kita jejali dengan garam terus menerus,
ataukah kita ganti ganti dengan gula
kita yang mempunyai keputusan untuk mengambil gula atau garam
namun kadang suatu ketika dengan terpaksa mau atau tidak mau ada seseorang yang memaksa kita
menelan garam terus menerus, maka hanya dengan menerima dan menyadari bahwa itu akan berakhir
kita sanggup memakan garam terus menerus dalam sebuah "kesabaran"
maka hal saat itu berakhir, kita akan mampu merasakan nikmatnya rasa yang lain misalnya gula
selain itu rasa garam yang dimakan terus menerus lama-lama lidah akan terbiasa
seperti juga kalau kita makan pedas terus menerus, semakin lama akan semakin
terbiasa
ketika itu kita sadari, maka kita akan mampu menerima dan merasakan semua rasa sewajarnya
sehingga kita akan menikmati apapun rasa yang ada di hadapan kita
hidup tanpa kombinasi rasa akan merupakan kehidupan yang
hambar
keseimbangan rasa merupakan sebuah kesempurnaan
agar mampu membedakan "rasa enak" di lidah kita
adanya rasa tidak enak, agar kita tahu rasa enak
demikian pula hati kita,
yang akan bekerja sebagaimana lidah kita
dalam menikmati
asinnya kehidupan
getirnya kehidupan
manisnya kehidupan
pahitnya kehidupan
kombinasi kesemuanya itu adalah sebuah rasa yang sebetulnya dicari
sebuah indahnya rasa hidup ini.
apakah rasa-rasa yang terjadi dari "hawa nafs" itu atas kehendak kita, ataukah tidak?
jawabnya tidak!. Adakah orang yang menginginkan sedih.
Semua orang pasti akan memilih yang menyenangkan.
Namun sesuatu yang terus meneruspun pasti akan membosankan.
Senang terus akhirnya tidak akan tahu lagi.
Seperti apa sebenarnya senang itu.
Demikian pula dengan sedih terus.
Keseimbangan dari segala rasa sangat diperlukan,
atau lebih tepatnya penempatan rasa-rasa ini pada
posisi
keseimbanganlah yang sangat menentukan.
Sayangnya posisi keseimbangan masing-masing orang
berbeda-beda.
Selain hati sebagai
sensor nafs, maka hati juga merupakan
sensor ruh.
Karena hatilah yang akan mampu mendeteksi
rasa-rasa yang ditimbulkan oleh ruh,
maka seharusnyalah kita mengarahkan sensor hati ini hanya kepada ruh saja.
namun untuk tahap awal, sangat sulit sekali membedakan antara nafs dengan ruh.
Maka biarkan saja Allah yang akan menunjukkan
atau mengarahkan hati kita hanya sebagai sensor atau indera bagi ruh.
=======================================================================================
Sensor hati itu seperti cermin bagi cahaya
Hati yang merupakan sensor atau receptor atau penerima ini juga berfungsi sebagai pemantul, tetapi bisa juga menyerap
karena hati itu juga seumpama kaca atau cermin yang menutupi inti dari hati (ruh) yang memancarkan
cahaya
kalau hati
itu kusam, kotor, hitam, maka cahaya dari dalam inti hati (ruh) tidak bisa keluar dan demikian pula
cahaya dari luar tidak akan bisa menembus, maka hati seperpi sebuah warna hitam atau benda hitam
yang akan menyerap semua warna, tidak ada cahaya yang mampu masuk dan tidak ada pula yang mampu keluar
Sensor warna cahaya
Cahaya putih yang berasal dari sinar matahari, ketika cahaya itu melalui prisma maka akan terdifraksi
menjadi warna-warni pelangi, bahkan menjadi ribuan definisi warna, atau cahaya tampak
dalam kehidupan ini yang mampu kita tangkap dengan indera adalah cahaya tampak
maka kalau kita ingin tahu warna cahaya itu seperti apa
apa itu definisi warna cahaya, seperti apa sumber cahaya
ketika ingin mengerti tentang warna dan cahaya putih di dunia
maka kita harus mengerti definisi seluruh warna yang ada
paling tidak kita
harus mengerti ketujuh warna pelangi atau tiga warna dasar, merah biru hijau
yang kombinasinya akan menghasilkan banyak sekali warna
ketika seluruh warna ini digabungkan maka kita akan mendapatkan cahaya itu
yaitu cahaya yang merupakan gabungan dari seluruh warna yang ada
setelah mengerti dan memahami seluruh sifat warna
kemudian mencari persamaan dan perbedaan dari warna tersebut maka kita akan faham
seperti apa cahaya putih, kemudian kita bisa memperkirakan seperti apa sumber cahaya putih ini.
Permisalan warna cahaya dan sumber cahaya ini, bisa dianalogikan
dengan pencarian tentang Tuhan dan cahaya Tuhan
kita hanya mampu melihat ciptaan Tuhan, yang bisa kita analogikan dengan cahaya tampak
yaitu yang meliputi berjuta-juta warna yang ada di dunia
ketika kita mampu memahami 7 warna pelangi maka kita sudah mampu mengenal warna dasar
lalu meningkat akan mengenal tiga warna dasar akhirnya kita akan
mampu
mengenal cahaya putih yang merupakan gabungan dari seluruh warna ini
Tapi harus diingat bahwa cahaya warna putih itu bukanlah sumber cahaya
kalau dimisalkan sumber cahaya itu adalah matahari yang memancarkan warna putih
maka sekalipun kita sudah mengenal sekali cahaya putih namun kita belum kenal dengan matahari
sementara matahari tidak hanya memancarkan cahaya yang tampak tapi juga memancarkan
juga cahaya yang tidak tampak, maka pengenalan matahari dari mempelajari yang tampak juga
tidak akan mencapai yang dituju, inilah yang dialami oleh pencari jalan spiritual untuk mengenal Tuhan
maka tentu saja akhirnya kita hanya mampu menjadi penerima
dan menangkap seluruh sinyal dan tanda-tanda dari sumber cahaya
menerima informasi apapun, dan mengamati, sehingga pengenalan tentang sumber cahaya itu semakin jelas
itulah hati sebagai sensor dari cahaya, yaitu menerima informasi dari cahaya yang berasal dari sumber
cahaya
Jiwa dan cahaya
Membahas hati, tentu saja tidak bisa tidak harus mengenal
tentang jiwa walaupun sekilas, berikut ini hanyalah sebuah
permisalan atau penyederhanaan saja untuk memudahkan
Jiwa juga dikaitkan dengan cahaya
sehingga jiwa bisa dimisalkan sebagai cahaya
semakin kita mengenali hakekat cahaya dalam sains
maka kita akan mampu mengenali "jiwa" itu sendiri
pengenalan ilmu cahaya itu sangat lambat
baru beberapa dasawarsa loncatan pengetahuan tentang cahaya ini
di masa lampau cahaya hanya difahami sebagai partikel (materi)
kemudian berganti sebagai gelombang (energy)
lalu meningkat menjadi gelombang elektromagnetis
dan semakin berkembang menjadi dualitas antara partikel dan energi
lalu berkembang sebagi paket-paket energy (kuantum)
dan entah akan ke arah mana lagi perkembangan ilmu cahaya ini
namun semakin
memahami hakekat cahaya ini
akan mampu memahami hakekat jiwa
yang merupakan materi dan energy
=============================================================================
Hati yang terbolak-balik
Hati seringkali mudah terbolak balik. Melintas sekilas, balik lagi.
Fikiranpun demikian juga berkelebat, berputar dan
melambung.
Begitu cepatnya. Melebihi kecepatan cahaya.
Detik ini ada di ujung semesta , detik berikutnya menyelam ke dalam samudra.
Begitu cepatnya putaran dunia datang silih berganti memasuki alam fikiran kita.
Kilatan demi kilatan hati, terbolak balik pun sedemikian cepatnya
detik ini bisa saja sedang tertawa terbahak-bahak, detik
kemudian sudah merenung sedih
saat ini tengah tersenyum gembira,
beberapa saat kemudian sudah bergolak penuh kemarahan atau kebencian
begitu mudahnya berganti-ganti arah, terbolak balik
masalah ringan dan kecil saja bahkan mampu membalik hati
sekilas muncul
kemarahan
muncul kedengkian
muncul iri hati
muncul kecewa
muncul ketidakrelaan
muncul keangkuhan
muncul ketidaksenangan
rasa demi rasa ini begitu mudahnya muncul berganti-ganti
ada pemicu sedikit saja sebuah rasa akan muncul
masalah akan timbul ketika rasa ini muncul ke permukaan
muncul dalam bentuk perbuatan
ketika rasa ini diungkapkan dalam realitas
dalam kata-kata
dalam tulisan
dalam tingkah laku
dalam perbuatan
dalam kenyataan
kilasan yang muncul hanya sedetik ini
namun ketika meluap dan meledak
pasti akan menimbulkan akibat
yang seringkali menimbulkan penyesalan
bahkan kadang masih bertahan dalam waktu lama
mungkin akan tersimpan sangat lama
Maka kita yang sadar dan mawas
diri
kita yang yakin akan pertemuan dengan Tuhan
kita yang yakin bahwa setiap yang terlintas dalam hati kita
akan diketahui Tuhan
akan mampu menempatkan seluruh rasa ini pada posisinya
pada tempat yang benar di hadapan Tuhan
dalam hukum-hukumNya
yang mengatur
agama terutama adalah mengatur hati
agar menjadi tentram
bahasa agama itu adalah bahasa jiwa
bahasa yang
difahami oleh setiap orang yang mau belajar
agama seharusnya sangat mudah difahami
namun karena orang sudah "diikat" dan dipaksa oleh dogma dan pemahaman golongan
maka bahasa yang mudah itu jadi sulit dan rumit serta berbelit-belit
bahasa agama itu seperti cinta kasih ibu
bisa difahami oleh setiap orang
apapun pendidikan orang itu
apakah sd, smp, sarjana atau profesor sekalipun
mereka semua mampu belajar bahasa cinta kasih ibu ini
melihat, merasakan dan mencontoh, mudah sederhana
"lihat, amati dengan seksama, belajar menirunya"
tentu saja belajar dari seorang ibu
namun sayangnya yang dilakukan
oleh banyak orang
adalah belajar dari definisi yang dituliskan oleh orang lain
bahkan belajar dari definisi seorang akhli atau peneliti
misalnya seorang doktor akhli kandungan
atau seorang akhli agama, atau seorang akhli pendidikan
jadi kalau pendidikan kita hanya sd dan mencoba belajar dari akhli tersebut
maka akan babak belur dan hanya mengkhayal saja
sama dengan seorang awam dalam hal agama belajar tasawuf dari Imam Ghozali
wah bakal berat dan tidak akan mengerti
maka belajarlah dari diri kita,
dari lingkungan, dari apa saja yang terjadi
pada diri sendiri, seperti contoh di atas
belajar kasih sayang langsung dari
seorang
ibu
amati sikapnya ketika membelai anak
lihat perhatiannya ketika menyayangi
lihat dan amati apapun
kerelaan berkorban
keikhlasan
pengorbanan
harapan
maka kita akan mampu berbicara dalam bahasa yang sama
bahasa ruh yang universal, bahasa yang difahami seluruh umat manusia
bahasa yang difahami oleh binatang
bahasa yang difahami oleh tumbuhan, malaikat atau jin
dan terutama bahasa itu adalah bahasa Tuhan kepada kita
bahasa ruh..
====================================================================================================
Bagaimana mengenal Allah?.
Pertanyaan seperti ini sering ditanyakan,
entah berapa banyak saudara-saudara kita.
Semua orang mencari, bertanya dan kebingungan.
Mereka tidak tahu atau tidak menyadari,
apa yang dicari?,
apa yang ingin ditanya? dan bagaimana?.
Memang hidayah itu Allah yang menentukan,
Dia yang menentukan, siapa yang akan diberi dan siapa yang tidak.
Namun sebenarnya sederhana saja,
mau atau tidak orang itu menerima hidayah.
Mau
atau tidak orang itu menerima
petunjuk.
karena sebagian besar adalah orang tersebut
yang sebetulnya menginginkan dan
mengangankan agar "persepsinya"
yang dipakai kasarnya dia sudah merasa benar,
sehingga tidak
mau membuka mata melihat petunjuk itu.
Jadi tentu saja jawaban pertanyaan diatas itu sangat mudah dan sederhana:
Bahkan karena sangat mudahnya sehingga kita tidak tahu, kita kebingungan
Seseorang ingin mencintai sesuatu, dan berharap untuk mencintai itu dan ingin agar jatuh cinta
namun sesuatu itu tidak jelas dan tidak pasti, tentu saja akan kebingungan,
dan rasa bingunglah yang muncul.
Pertama jadilah diri sendiri, amati diri sendiri:
Semua pertanyaan itu begitu mudahnya dan hanya perlu satu detik maka kita seperti tahu
namun karena begitu mudahnya, jawaban ada dimana-mana
maka begitu sulit dicari
jawaban
Sama dengan pertanyaan dari seekor ikan kecil,
mana air dan apa guna air,
bagaimana aku bisa mencintai air.
Air itu ada di sekeliling dia, dan ada dimana-mana,
hanya ketika dia terlempar ke darat maka dia tahu apa itu air,
apa itu manfaat air, dan banyak hal tentang hakekat air
Seperti kita bertanya apa itu terang, apa itu cahaya, apa itu sumber cahaya, apa guna cahaya,
namun kita selalu menutup mata, maka hanya dengan membuka mata, kita akan tahu.
seperti
juga bertanya tentang udara, apa itu udara dan guna udara, yang mana
udara itu.
Hanya ketika kita merasakan ketiadaan udara baru mengerti
manfaat udara.
Bagaimana kita bisa terhubung kepada Allah, kalau kita tidak mengenal Allah?
bagaimana kita mencintai Allah kalau kita tidak mengenal Allah.
bagaimana mau mengenal dan mencintai Allah kalau
kita tidak kenal siapa aku?
Pertanyaan di atas itu jawabnya mudah dan sangat mudah, karena begitu mudahnya
karena sangat banyak bukti yang tersebar,
justru saking banyaknya malah kebingungan untuk memberikan bukti
seperti pertanyaan ikan tentang air itu.
Begitu banyaknya tersebar jawaban yang ada pada diri kita,
namun justru semakin membingungkan
kalau seandainya saya tuliskanpun atau saya tambah banyakpun,
justru akan semakin menambah bingung dan resah.
yang bisa dilakukan adalah:
Lakukan latihan sholat untuk
mengenal Allah
Sungguh, Dia berjanji untuk memperkenalkan diriNya
jangan merasa tahu dan jangan sok tahu
coba hilangkan seluruh persepsi, tak perlu berfikir apapun
lakukan latihan sholat (bukan di sholat wajib)
lakukan dengan sangat perlahan dimulai dengan takbir
lalu amati saja dan rasakan, biarkan Allah yang menunjukkan
lakukan gerakan mengangkat tangan dengan sangat perlahan
sepelan mungkin, lalu rukuk juga perlahan
sambil terus mengamati
lalu mendadak saja tahu, Aha Eureka ....
aku tahu siapa aku
aku tahu kepada siapa Allah berhubungan
aku tahu bahwa ada sesuatu yang berada
dalam tubuhku
yaitu sesuatu yang mengamati gerakan sholat
sesuatu yang tahu
sesuatu yang sangat kukenal
sesuatu yang menjadi pengamat
itulah aku sejati
kepada aku sejati atau aku yang sebenarnya inilah
Allah akan memperkenalkan diri
Kalau dituliskan memang jadi kehabisan kata
namun sebetulnya begitu sederhananya
namun karena kita menggunakan otak atau akal kita
maka tak mampu melihat apa yang di depan kita
seperti orang melihat gajah di depan mata
begitu jelasnya namun tak terlihat
Ketika sudah mengenal
Allah
maka dengan sangat sederhana akan mencintaiNya
pepatah jawa mengatakan
Witing tresno jalaran soko kulino
karena tidak ada yang mampu membuat jatuh cinta
(namun dengan kedekatan tiap saat, akan menumbuhkan cinta)
Saya yakin tulisan inipun, belum tentu , menjelaskan kebingungan itu
namun yakinlah bahwa begitu sederhananya inti dari jawaban itu
sehingga justru tidak mampu dilihat, karena terlalu terbiasa dan ada di mana-mana
Kita menggunakan akal dan hati
namun sering terlalu
tanggung
kalau menggunakan akal sungguh-sungguh, maka akan sampai mengenal Allah dengan ihsan
akan melihat Allah dari seluruh ciptaan yang ada di muka bumi ini
kalau menggunakan hati sungguh-sungguh maka akan mengenal Allah dengan iman
sayangnya yang terjadi setengah-setengah, sehingga sulit untuk mengenal Allah
maka cobalah biarkan Allah yang mengenalkan diriNya
karena begitu mudah dan sederhanaNya
seperti pertanyaan tentang yang mana udara itu, atau yang mana cahaya itu, karena ada dimana-mana
kita sepertinya "merasa tahu" dari apa yang dibaca atau difahami, yaitu persepsi atau rekayasa pemikiran.
Kalau saya tanya apa itu
cahaya?
yang mana cahaya?
tunjukkan cahaya itu yang mana?
apakah sudah mengenal cahaya?
setiap orang pasti tahu!
tapi juga setiap orang tidak tahu, makna cahaya sebenarnya
semakin mengenal cahaya maka akan semakin dalam pemahaman tentang hakekat cahaya
begitu juga dengan mengenal; Allah.
Kita sudah tahu namun sering tidak sadar.
Marilah sering duduk diam, tafakur untuk mengenal Allah.
Sungguh jawabnya mudah, sangat mudah, dalam satu detik saja
ketika kesadaran itu muncul, kita akan berteriak.
Aha ... aku tahu, mengapa begitu bodohnya aku
Padahal aku
sudah tahu sejak dahulu, sejak kecil
hanya aku tidak pernah membuka kesadaranku saja.
Namun tentu saja apa yang kita kenal, belumlah Allah yang sebenarnya
hanya sebuah awal perkenalan saja, masih banyak langkah selanjutnya.
Semoga tulisan ini tidak semakin membingungan.
Karena yang terjadi secara umum adalah kita tengah menutup mata
hal ini karena kita sudah merasa tahu
seolah sedang bertanya: yang mana terang?
tetapi tidak mau membuka mata
maka lebih baik kalau kitabelajar bagaimana caranya membuka mata
itulah pelajaran membuka mata batin
membuka mata
hati, membuka indera yang ada di hati
agar mampu mengenal
Allah
=========================================================================================
Mudah dan Sederhana
Bagaimana kita mengenal Allah?.
Begitu sederhananya cara mengenal Allah.
Begitu mudahnya Allah dikenali.
Baca saja penjelasan dari Allah.
Dia dekat, sangat dekat bahkan lebih dekat dari urat leher.
Dia tidak serupa dengan apapun yang diciptakanNya.
Apapun yang kita fikirkan, dan apapun yang kita bayangkan adalah bukan Dia.
Dia tidak bisa kita persepsikan dengan apapun dalam fikiran kita.
Apapun yang kita persepsikan bukanlah
Dia.
Namun kita tidak mampu berfikir dan yakin tanpa sebuah "persepsi"
maka gunakan
persepsi kita hanya sebagai pedoman menuju kepadaNya
gunakan akal kita untuk mengenalNya
tentu saja berdasarkan pengamatan atas: apa saja yang diciptakanNya di dunia ini
karena semua yang ada di alam ini hanya untuk menunjukkan kepada kita
bahwa Dia itu ada, Dia itu pandai, Dia itu Maha ini atau Maha itu
begitu banyaknya bukti itu, segala serba dan segala luar biasa
namun begitu sederhana dan mudah
sehingga ketika kita membuka mata, maka akan sadar Allah ada
ketika membuka telinga, kita sadar Allah ada
apapun yang kita lakukan, dengan sangat sederhana
kita akan tunduk dan berkata:
Ya Allah Engkau
ada
Selanjutnya
berusaha semakin mengenal
dan akan muncul cinta
karena
kebaikanNya, karena mengerti nikmat yang diberikanNya
dan banyak bukti-bukti lainnya
Akhirnya sayapun tak bisa menjelaskan apapun karena sangat mudahnya
dan sebenarnya semua orang sudah tahu dan mengerti itu
hanya tertutup "persepsi" atau rekayasa diri sendiri dari apa yang dibaca
termasuk apa yang tengah dibaca saat ini.
=====================================================================================
Akhirnya semakin kusadari, begitu mudahnya untuk mengenal Allah,
karena bukti sudah ada dimana-mana, sedemikian banyaknya bukti itu,
sehingga kebingungan
akhirnya kusadari lagi, begitu sederhannya untuk mengenal Allah
karena bukti bisa
didapatkan dimana-mana, sedemikian banyaknya bukti itu,
sehingga malah menjadikan ragu
Dan akupun bingung bagaimana menuliskan dan
menjelaskan ini
telah kucoba menuliskan sekian banyaknya, namun akupun menjadi bingung
apakah akan semakin memperjelas ataukah malah semakin membingungkan?.
maka sekalian saja, kutambahi dengan sebuah tulisan yang sangat indah,
tulisan yang sangat menyentuh dan menarik
tulisan dari Ustadz Abu Sangkan mengenai "Hati" ini.
Mungkin tulisan beliau ini, akan lebih pas dan mengena, dan lebih mudah difahami.
Ketika mencoba menjelaskan tentang rasa, yaitu sebuah rasa maka kata tak akan bisa mewakilinya
entah itu asin, manis atau pedas. Maka hanya dengan mencoba apa yang dimaksud kita tahu rasanya seperti apa.
Silahkan mencicipi rasa yang kumaksudkan. Cobalah dan lakukan saja.
bersambung